11. Manajemen Risiko Keuangan
Nama Jurnal
|
|
Volume/ Halaman
|
-
|
Judul Jurnal
|
ANALISIS
TERHADAP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT PADA PT. BANK EKSPOR INDONESIA
|
Nama Penulis
|
Dharma
Setiawan
|
Tahun
Jurnal
|
2007
|
Tujuan Penelitian
|
Memperoleh gambaran umum penerapan manajemen risiko pada
Bank Ekspor Indonesia dimana dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi strategi yang diambil dan kebijakan yang
dijalankan dalam mengelola risiko, khususnya dalam mengelola risiko kredit.
2. Mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan dari kebijakan serta
strategi yang akan dan yang sudah diterapkan dalam mengelola risiko kredit, termasuk mengindentifikasi hambatan-hambatan
yang dihadapi Bank dalam implementasi dan strategi Manajemen Risiko Kredit.
3. Menganalisis atas efektifitas penerapan manajemen risiko kredit
terhadap kualitas portofolio kredit yang dimiliki termasuk memberikan alternative
solusi pengelolaan manajemen risiko yang baik. Manfaat penelitian ini adalah dapat
menjadi bahan kepada pelaku bisnis di dalam bidang perbankan pada umumnya,
serta pada Bank Ekspor Indonesia khususnya didalam penyusunan berbagai kebijakan
yang berkaitan dengan pengelolaan risiko kredit.
|
Metode
|
Menggunakan metode
brainstorming/diskusi yang pengambilan datanya dengan menggunakan studi kepustakaan
dan studi lapangan. Dalam hal ini dijelaskan cara dalam melaksanakan kegiatan
penelitian yang meliputi pengumpulan data primer dan sekunder yang dapat diperoleh
dari berbagai sumber dan literatur.
|
Variabel Penelitian
|
Variabel
bebas: mengelola risiko kredit, mencari kekuatan dan kelemahan dari kebijakan
tersebut.
Variabel
terikat: manajemen resiko kredit.
|
Hasil Penelitian
|
Sistem Perkreditan
pada Bank Ekspor Indonesia Setelah Penerapan Manajemen Risiko Kredit
Data Bank Indonesia menyebutkan indikator
kinerja perbankan Indonesia dalam akhir tahun 2001 dilihat dari nilai NPL
(Non Performing Loan)/kredit bermasalah mencapai 43.4 triliun rupiah dan jumlah
bank yang beroperasi mencapai 145 perusahaan. Pada tahun 2002 nilai NPL turun
mencapai 33.2 triliun rupiah dan jumlah bank turun menjadi 141 perusahaan.
Bank Indonesia mengeluarkan peraturan Bank Indonesia nomor
5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank
umum. Sejalan dengan hal-hal tersebut diatas, Bank Ekspor Indonesia merasa perlu
menetapkan standar-standar sebagai acuan terhadap pengambilan risiko di
sektor perbankan. Langkah-langkahyang
diambil oleh Bank Ekspor Indonesia untuk meningkatkan kualitas pengelolaan
dan pengendalian risiko dengan cara, membentuk organisasi manajemen risiko
yang terdiri dari komite manajemen risiko dan penyempurnaan divisi manajemen risiko.
Data pada tabel diatas menunjukkan pada tahun 2004 posisi kredit
yang diberikan (gross) sebesar Rp 6,136,377 juta, meningkat sebesar Rp
2,068,503 juta (51%) dibandingkan tahun 2003 sebesar Rp 4,067,874 juta yang
merupakan cerminan dari tetap konsistennya manajemen dalam mengelola kredit.
Dan pada tahun 2005 terjadi penurunan jumlah pinjaman sebesar Rp 1,463,874
juta (23,85 %) atau sebesar Rp 4,672,503 juta. 51%. Penurunan angka penyaluran
kredit tersebut disebabkan karena fasilitas pembiayaan Bank Ekspor Indonesia
lebih bersifat transaksional dimana kredit yang disalurkan kepada debitur selalu
berfluktuasi/naik turun sesuai kebutuhan eksportir dan ditambah adanya pelunasan
fasilitas kredit oleh beberapa debitur dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.
Rasio pendapatan bunga untuk tahun 2004 adalah Rp 354,928
juta, menurun sebesar Rp 112,602 juta atau dalam prosentase perbandingan terhadap
total pinjaman, menurun sebesar 5,71%. Penurunan tersebut terutama disebabkan
oleh menurunnya tingkat suku bunga pinjaman di perbankan pada umumnya.
ROA dalam tiga tahun terakhir yaitu tahun 2003-2005
mengalami penurunan yang diakibatkan karena pergerakan aset belum dapat menciptakan
bunga secara optimal. ROE juga terdapat penurunan laba bersih pada tahun 2004
sebesar 4% namun tahun 2005 laba bersih kembali naik 1%.
Apabila ditinjau darisisi pencapaian NPL selama periode tahun
2003 hingga tahun 2005, Nampak bahwa selama periode tersebut rasio NPL dapat dipertahankan
yaitu dengan rata-rata kurang dari satu persen atau dapat dilihat pada tahun
2005 yaitu 0.77 %.
Hal ini dapat mencerminkan bahwa Bank selama periode
2000-2005 telah menjaga nilai NPL dibawah ketentuan Bank Indonesia yaitu 5%
dan juga telah mempertahankan CAR diatas batas minimum Bank Indonesia sebesar
8%. Indikasi tersebut mencerminkan bahwa tingkat kesehatan Bank Ekspor
Indonesia selama lima tahun dalam kodisi sehat.
Keadaan ini juga ditambah dari nilai
ROA yang rata-rata keseluruhan jauh diangka negatif, sebagai salah satu indikasi
bahwa bank tersebut masih mendapatkan keuntungan. Indikasi inilah yang juga
mencerminkan adanya kemampuan manajemen dalam mengelola risiko kredit,
sehingga dalam pengelolaanya Bank Ekspor Indonesia dapat menganalisis serta mencermati
risiko kedepan yang akan timbul.
|
Kesimpulan
|
Strategi yang diambil Bank Ekspor Indonesia dalam implementasi
adalah dengan membangun manajemen risiko yang mempertimbangkan aspek-aspek portofolio
management yaitu dengan menetapkan loan exposure limit, mempergunakan CRMS
tools, sebagai alat bantu dalam proses rating, dan penggunaan rating system
dalam menganalisis risiko. Dengan strategi yang baru tersebut dapat menciptakan
kualitas kredit yang lebih baik untuk menghadapi tantangan kedepan dalam pengelolaan
kualitas kredit.
Dari penerapan manajemen risiko terdapat perubahan yang
menjadi kekuatan pada Bank Ekspor Indonesia diantaranya adalah berkurangnya unsure
subyektif dalam pemberian kredit, lebih efektif dalam memetakan risiko kredit
dan penyebaranya dan dapat memberikan gambaran yang lebih akurat terhadap potensi
pasar, lebih akurat dalam penetapan tindakan pencegahan untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya risiko.
Penerapan kebijakan manajemen risiko
ini juga mempunyai kelemahan diantaranya, membutuhkan effort yang lebih besar
disbanding metode konvensional (waktu, biaya, perangkat lunak/keras),
memerlukan kontiunitas/konsistensi dalam review dan updating data agar dapat menghasilkan
informasi yang lebih akurat dan data yang digunakan bersifat histori ssehingga
penolakan/penerimaan kredit tidak memperhitungkan prospek usaha.
|
Saran Penelitian
|
Perlu adanya pengembangan sistem penyimpanan data atas industri
yang up to date sehingga data yang digunakan dalam analisis kredit masih up
to date dan diharapkan hasil analisis lebih obyektif.
Meningkatkan kemampuan individu
staff pengelola kredit yang sudah ada dibidang perkreditan baik melalui in house
training, workshop, bench marking study, maupun sertifikasi manajemen risiko bagi
seluruh staff.
|
Pendapat Mengenai Jurnal
|
Startegi baru yang diambi loleh
Bank Ekspor Indonesia dalam pengelolaan kualitas kredit, karena telah menciptakan
kualitas kredit yang lebih baik untuk menghadapi tantangan kedepan. Selain itu
dalam penerapan manajemen resiko seharusnya lebih meminimalisir kelemahannya,
agar dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat dan handal. Maka dengan informasi
yang akurat dan handal dapat lebih efektif dan efisien dalam penerapan manajemen
resiko.
|
Komentar
Posting Komentar