Analisis Artikel
Mata Uang Asia Alami Pelemahan Kuartal Terburuk sejak
Tahun 2008
SINGAPURA, KOMPAS.com - Mata
uang Asia mengalami pelemahan kuartal terburuk sejak krisis finansial 2008. Hal
itu tampak pada The Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang sudah merosot 4
persen. Ini merupakan yang terburuk sejak 2008 silam.
Ringgit Malaysia menjadi mata
uang dengan pelemahan terbesar yakni 14 persen akibat penurunan harga minyak
dunia dan Perdana Menteri Najib Razak tengah diinvestigasi atas skandal
korupsi.
Sementara, yuan mengalami
pelemahan dalam 1,5 tahun terakhir akibat kondisi ekonomi China yang memburuk.
Yuan mencatatkan pelemahan 2,6 persen pada periode yang sama, yang merupakan
pelemahan kuartalan terbesar sejak kuartal yang berakhir Maret 2014.
Adapun pelemahan rupiah
Indonesia di kuartal III mencapai 9,2 persen terhadap dollar AS. Sedangkan baht
Thailand melemah 7,1 persen. Sedangkan mata uang Asia lainnya seperti dollar
Taiwan melemah 6,8 persen dan won Korea Selatan melemah 6,7 persen.
Pada periode yang sama, dollar
Singapura melemah 5,5 persen, peso Filipina melemah 3,9 persen, rupe India
melemah 3,5 persen, dan dong Vietnam melemah 3 persen.
Ada dua isu yang menghantui
mata uang regional saat ini. Pertama, perlambatan perekonomian China yang
memukul ekspor di hampir seluruh kawasan regional, meningkatkan pelonggaran
kebijakan, dan memanaskan risiko perang mata uang.
Kedua, prospek kenaikan suku
bunga oleh bank sentral Amerika pada tahun ini. Pimpinan The Fed Janet Yellen
pada Kamis pekan lalu bilang, bank sentral masih akan tetap menaikkan suku
bunga pada tahun ini.
"Sangat sulit melihat
bagaimana mata uang Asia bertahan atau menguat di kuartal empat, dengan
pelemahan atas dollar AS masih menjadi tren. Kami memprediksi volatilitas atas
mata uang Asia masih tinggi seiring langkah pemerintah Asia mengeluarkan
sejumlah kebijakan baru untuk mengerek pertumbuhan di tengah isu kenaikan suku
bunga the Fed," urai Sean Callow, senior currency strategist Westpac
Banking Corp di Sydney.
Selain itu, hasil survei
Bloomberg menunjukkan, dana asing yang hengkang dari China pada Agustus lalu
mencapai 141,66 miliar dollar AS, melampaui rekor sebelumnya yakni 124,62
miliar dollar AS pada Juli. Sementara, dana yang ditarik oleh investor asing
pada kuartal III dari pasar saham India, Indonesia, Filipina, Korea Selatan,
Taiwan, dan Thailand mencapai 17,7 miliar dollar AS.
Pada bulan ini, Bank
Pembangunan Asia (ADB) menurunkan prediksi pertumbuhan negara berkembang Asia
di 2015 dari 6,3 persen menjadi 5,8 persen. (Barratut Taqiyyah)
Judul Artikel : Mata Uang Asia Alami Pelemahan
Kuartal Terburuk sejak Tahun 2008
Sumber : KOMPAS.com
Tanggal/ Waktu
Terbit : Kamis, 1 Oktober 2015 | 10:54 WIB
Editor : Erlangga Djumena
Analisis :
Artikel diatas terdiri dari
10 paragraf berikut adalah hasil analisis berdasar pada penalaran (Reasoning).
Analisis Keseluruhan :
Dilihat dari keseluruhan
artikel saya menyimpulkan bahwa penulis menggunakan paham penalaran DEDUKTIF
karena diawal paragraf menyebutkan kalimat yang sama seperti judul artikel
yaitu Mata Uang Asia mengalami pelemahan (umum) kemudian dijelaskan
lebih detail untuk mata uang asia yang mengalami pelemahan di paragraf 2,3,4,
dan 5 yaitu ringgit Malaysia (paragraf 2) yuan China (paragraf 3) rupiah
Indonesia, bath Thailand, dollar Thailand, dan won Korea Selatan (paragraf 4) dollar
Singapura, peso Filipina, rupe India, dan dong Vietnam (paragraf 5).
Analisis Per Paragraf :
Paragraf 1
Menunjukkan penalaran bentuk
Generalisasi
Mata uang Asia mengalami pelemahan kuartal terburuk sejak krisis finansial 2008. Hal itu tampak pada The Bloomberg-JPMorgan
Asia Dollar Index yang sudah merosot 4 persen. Ini merupakan yang terburuk
sejak 2008 silam.
Generalisasi :
The Bloomberg-JPMorgan Asia
Dollar Index sebagai media yang dijadikan sumber informasi, dengan menunjukan
beberapa mata uang Negara asia yang mengalami penurunan maka dapat disimpulkan
mata uang asia mengalami penurunan.
Paragraf 2
Menunjukkan penalaran bentuk
sebab-akibat
Sebab :
Penurunan harga minyak dunia
dan Perdana Menteri Najib Razak tengah diinvestigasi atas skandal korupsi
Akibat :
Ringgit Malaysia menjadi mata
uang dengan pelemahan terbesar yakni 14 persen
Paragraf 3
Menunjukkan penalaran bentuk
sebab-akibat
Sebab :
Kondisi ekonomi China yang
memburuk
Akibat :
Yuan mengalami pelemahan
dalam 1,5 tahun terakhir
Paragraf 4
Menunjukkan penalaran bentuk
Analogi
Adapun pelemahan rupiah
Indonesia di kuartal III mencapai 9,2 persen terhadap dollar AS. Sedangkan baht Thailand melemah 7,1 persen.
Sedangkan mata uang Asia lainnya seperti dollar Taiwan melemah 6,8 persen dan
won Korea Selatan melemah 6,7 persen.
Analogi :
Dimana mata uang
masing-masing Negara diukur tingkat penurunannya berdasar dollar AS
Paragraf 5
Menunjukkan penalaran bentuk
sebab-akibat
Pada periode yang sama,
dollar Singapura melemah 5,5 persen, peso Filipina melemah 3,9 persen, rupe
India melemah 3,5 persen, dan dong Vietnam melemah 3 persen.
Paragraf 6
Menunjukkan penalaran bentuk
sebab-akibat
Sebab :
perlambatan perekonomian
China yang memukul ekspor di hampir seluruh kawasan regional, meningkatkan
pelonggaran kebijakan, dan memanaskan risiko perang mata uang.
Akibat :
Ada dua isu yang menghantui
mata uang regional saat ini
Paragraf 7
Menunjukkan penalaran bentuk
sebab-akibat
Kedua, prospek kenaikan suku
bunga oleh bank sentral Amerika pada tahun ini. Pimpinan The Fed Janet Yellen
pada Kamis pekan lalu bilang, bank sentral masih akan tetap menaikkan suku
bunga pada tahun ini.
Paragraf 8
Menunjukkan penalaran bentuk prediksi
dan terdapat bentuk kalimat langsung (“…”)
Prediksi :
"Sangat sulit melihat
bagaimana mata uang Asia bertahan atau menguat di kuartal empat, dengan
pelemahan atas dollar AS masih menjadi tren. Kami memprediksi volatilitas atas mata uang Asia masih
tinggi seiring langkah pemerintah Asia mengeluarkan sejumlah kebijakan baru
untuk mengerek pertumbuhan di tengah isu kenaikan suku bunga the Fed,"
urai Sean Callow, senior currency strategist Westpac Banking Corp di Sydney.
Kalimat langsung (“…”) :
"Sangat sulit melihat……..
suku bunga the Fed,"
Paragraf 9
Menunjukkan penalaran bentuk
Generalisasi dan Analogi
Selain itu, hasil survei Bloomberg menunjukkan,
dana asing yang hengkang dari China pada Agustus lalu mencapai 141,66 miliar
dollar AS, melampaui rekor sebelumnya yakni 124,62 miliar dollar AS pada Juli.
Sementara, dana yang ditarik oleh investor asing pada kuartal III dari pasar
saham India, Indonesia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan, dan Thailand mencapai
17,7 miliar dollar AS.
Paragraf 10
Menunjukkan penalaran bentuk
prediksi
Pada bulan ini, Bank
Pembangunan Asia (ADB) menurunkan prediksi pertumbuhan negara berkembang Asia
di 2015 dari 6,3 persen menjadi 5,8 persen. (Barratut Taqiyyah)
Komentar
Posting Komentar