KUNCI & KISAH SUKSES KOPERASI TINGKAT BUNGA PADA KREDIT INVESTASI, KREDIT KONSUMSI & SBI (SERITIFIKAT BANK INDONESIA)
Tugas Kelompok :
3.2 Kisah Sukses Koperasi Kumbasari
1. Ani Findriyanti (21213039)
2. Annisa Hidayati amal (21213136)
3. Alinda Permatasari (20213703)
4. Efenni prima canceria (22213778)
5. Nurfita Handayani (26213658)
6. Retno Tri Rahmawati (27213456)
7. Sriningsih (28213630)
KUNCI & KISAH SUKSES KOPERASI
TINGKAT BUNGA PADA KREDIT INVESTASI, KREDIT KONSUMSI &
SBI (SERITIFIKAT BANK INDONESIA)
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perbankan merupakan salah satu sektor keuangan yang menentukan stabilnya perekonomian di suatu negara. Peran perbankan sebagai lembaga intermediasi dengan menjalankan dua fungsi utamanya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kredit sebagai salah satu penggunaan dana bank. Sektor perbankan dalam memberikan kredit memerlukan adanya ketersediaan sumber dana, semakin banyak dana yang dimiliki oleh bank maka akan semakin besar pula dana yang dapat dipergunakan oleh perbankan untuk menjalankan fungsinya. Sehingga sektor perbankan berlomba-lomba melakukan penghimpunan dana, khususnya dana dari masyarakat untuk dapat menyalurkan kredit sebesar-besarnya.
Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian. dipandang penting karena komponen ini dalam kondisi tertentu dapat menentukan kemajuan ekonomi dan suatu wilayah. Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber utama pembiayaan investasi di Indonesia masih di dominasi oleh penyaluran kredit perbankan. Bank dalam menyalurkan kredit pada masyarakat tentunya bertujuan untuk membayar bunga simpanan masyarakat yang menanamkan dananya pada bank tersebut, disamping juga untuk mendapatkan keuntungan.
Jenis-jenis kredit dilihat dari segi kegunaan dapat dibedakan menjadi kredit modal kerja (KMK), kredit investasi, dan kredit konsumsi. Dalam kredit terdapat suku bunga atau harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya.
Tingkat suku bunga kredit mengacu kepada BI Rate. Terjadinya kenaikan tingkat suku bunga kredit dapat diakibatkan oleh adanya inflasi dalam suatu negara. Bank Indonesia akan menaikkan BI Rate apabila inflasi kedepan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.
Sehingga dalam prakteknya kebijakan Bank Indonesia mengenai tingkat suku bunga SBI menjadi patokan dalam bank umum untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat suku bunga kredit. Ketika suku bunga SBI meningkat maka bank-bank umum akan meningkatkan suku bunga kredit untuk menyeimbangkan peningkatan suku bunga dari SBI begitu juga jika terjadi penurunan.
Besarnya tingkat bunga kredit ditentukan oleh demand dan supply dana, bila suku bunga kredit naik maka pinjaman akan turun, bila suku bunga kredit turun maka pinjaman akan naik. Penurunan suku bunga BI menurunkan suku bunga kredit sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin membaik.
2. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana tingkat suku bunga kredit investasi pada tahun 1990-2013 ?
b. Bagaimana tingkat suku bunga kredit konsumsi pada tahun 1990-2013 ?
c. Bagaimana tingkat suku bunga SBI pada tahun 1990-2013 ?
3. TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah agar dapat mengetahui tingkat suku bunga kredit investasi, tingkat suku bunga kredit konsumsi dan tingkat suku bunga SBI sejak tahun 1990-2013 di Indonesia.
4. METODOLOGI PENULISAN
Penulisan makalah ini dilakukan dengan menggunakan studi pustaka dengan data sekunder sebagai bahan dasar dan acuan. Studi dokumen atau kepustakaan ini penting dilakukan untuk merumuskan kerangka teori dan konsep. Studi pustaka ini dilakukan dengan cara membaca dan mencermati Jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan dan mempelajari literatur-literatur lainnya serta mengamati data-data yang kemudian berdasarkan studi pustaka tersebut selanjutnya diolah dan dirumuskan secara sistematis sesuai dengan masing-masing pokok dan materi bahasannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Koperasi
Koperasi adalah organisasibisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomirakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Pengertian kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.
Pengertian kredit investasi
Kredit investasi adalah kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi,modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.
Pengertian kredit konsumsi
Kredit konsumsi adalah kredit untuk perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), lain-lain seperti Kredit tanpa agunan.
Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.
Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau dengan kata lain suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu (Samuelson, 1990).
Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.
Menurut Edward dan Khan (1985) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar (JUB), dan inflasi yang diduga. Sedangkan faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing.
Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel. Selain suku bunga internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon oleh suku bunga PUAB (Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul setelah 7–8 bulan. Faktor lain yang turut berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan suku bunga kredit lebih kecil.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Didalam makalah ini kelompok kami akan membahas tentang kunci sukses usaha dan tingkat bunga kredit investasi , kredit konsumsi dan sbi ( sertifikat bank indonesia ) , sebelum kita keintinya kita harus mengetahui dasar dasarnya dulu seperti pengertian kredit ,jenis kredit dan pengertian sbi ( sertifikat bank indonesia ) bersama metode perhitunganya . untuk mempermudah membuat makalah ini kami melakukan pengumpulan data pada objek beberapa bank yang memberikan kredit .
3.1 Kunci Sukses Koperasi
Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai koperasi di Indonesia yang sukses, Jangkung Handoyo Mulyo (2007) mengidentifikasi beberapa factor kunci sukses dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan koperasi. Faktor–faktor tersebut adalah :
1. Pemahaman pengurus dan anggota terhadap jati diri koperasi, yang dicitrakan oleh pengetahuan mereka terhadap ‘tiga serangkai koperasi’ yang meliputi pengertian koperasi (definition of co-operative), nilai-nilai koperasi (values of cooperative) dan prinsip-prinsip gerakan koperasi (principles of co-operative). Setelah dipahami, selanjutnya diimplementasikan dalam setiap aktivitas koperasi.
2. Kemampuan Pengurus untuk mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggota. Melalui penjaringan aspirasi anggota akan dapat diketahui berbagai kebutuhan yang diinginkan anggota, sehingga akan dapat diidentifikasi kebutuhan kolektif para anggota.
3. Adanya kesungguhan Pengurus dan pengelola dalam mengelola koperasi. Untuk itu pengurus dan pengelola perlu kerja keras, ulet, inovatif, pantang menyerah, jujur dan transparan. Agar koperasi berhasil, diperlukan figur pengurus yang memang benar-benar dapat mengemban amanah anggota.
4. Kegiatan usaha koperasi harus bersinergi dengan usaha anggota, sehingga koperasi akan mampu memfasilitasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya apa yang diperlukan anggota.
5. Biaya transaksi antara koperasi dengan anggota lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya transaksi antara anggota terhadap badan usaha non koperasi.
3.2 Kisah Sukses Koperasi Kumbasari
Koperasi Pasar Kumbasari-Badung berhasil bebaskan pedagang dari jeratan rentenir banyak cerita sukses tentang koperasi di Bali. Salah satunya adalah Koperasi Pasar Kumbasari-Badung dengan bidang usaha simpan pinjam. Koperasi yang berdiri sejak 1981 ini, semula hanya dirintis oleh 28 orang, sekarang sudah mencapai 6.221 orang. Anggotanya terdiri pedagang, tidak hanya berasal dari pasar Kumbasari dan Badung, tetapi juga beberapa pasar lain di Bali.
Ide mendirikan koperasi pasar ini tidak sia-sia, terutama misi membebaskan para pedagang dari jerat rentenir. Ketika itu para pedagang banyak kesulitan modal, bahkan untuk membayar retribusi pasar saja tidak mampu. Pedagang terpaksa mengandalkan rentenir karena mudah mendapatkan pinjaman meski harus membayar bunga 50 persen. Alhasil pedagang, terutama pedagang kecil tidak mampu berkembang.Dengan modal Rp 140.000 ditambah bantuan kepala pasar Rp 200.000 dan pengurus Rp 60.000, koperasi Kumbasari-Badung pun berdiri. Kumbasari dan Badung adalah dua pasar terbesar di Bali.
Dalam tempo satu tahun, eksistensi koperasi ini terbukti. Koperasi ini bisa menoreh prestasi sebagai koperasi terbaik II tingkat II Badung pada 1982. Bahkan setiap tahun koperasi ini tidak ketinggalan mengukir prestasi hingga tingkat nasional. Dua tahun berturut-turut, 1993 dan 1994 sebagai juara teladan utama tingkat nasional.
Kendati demikian, pendirian koperasi Kumbasari tidaklah mudah. Mulai dari ketidaksukaan rentenir hingga ketidakpercayaan pedagang besar, menghadang para pendirinya. Namun karena tekad besar dan adanya dukungan dari kepala pasar, koperasi akhirnya berdiri. Para pengurus rela mendatangi pedagang secara khusus, terutama pedagang kecil, untuk menjadi anggota. Agar tidak memberatkan pedagang, simpanan pokok Rp 5.000/anggota pun diberi kesempatan mencicil lima kali. Kepercayaan dari pedagang kecil menjadi semangat bagi pengurus untuk mengembangkan koperasi ini, karena itulah Koperasi ini terus berkembang cepat. Penyaluran kredit berjalan lancar dan menunjukkan peningkatan. Terbukti, pada 2001, volume usaha simpan pinjam pada 2001 sebesar Rp 12,5 miliar kemudian naik menjadi Rp 14,6 miliar dan tahun 2003 melonjak menjadi Rp 15,6 miliar. Tabungan juga meningkat 17,8 persen dari tahun 2002 sebesar Rp 11,8 miliar menjadi Rp 14 miliar pada 2003. Sedangkan jumlah kekayaan naik 20 persen dari Rp 14,6 miliar tahun 2002 menjadi Rp 17,5 miliar tahun 2003.
Berbagai strategi untuk mengembangkan koperasi Kumbasari dilakukan pengurus. Untuk meningkatkan arus kredit misalnya, pengurus langsung mendatangi pedagang guna menawarkan pinjaman. Penagihan juga dilakukan para pengurus dengan mendatangi pedagang setiap hari.Karena mereka pedagang maka cara penagihan seperti itu akan memudahkan mereka untuk membayar pinjamannya,Selain itu, strategi yang tergolong unik tapi menggiurkan adalah memberi hadiah kepada penabung terbesar, layaknya bank. Tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi anggota. Hadiahnya, kepada 10 penabung terbesar motor, TV dan kulkas dan lengkap dengan hadiah undian. Tidak hanya itu, setiap tahun anggota mendapat 1 potong kebaya. Agaknya, strategi itu mencatat sukses. Tidak sedikit anggota memindahkan tabungannya dari bank ke koperasi.
Faktor lain yang menjadi kesuksesan sebuah koperasi Kumbasari adalah terletak pada pengelolaan managemen. Pengelolaan koperasi ini ditangani dua manager, yaitu manager utama dan manager. Jumlah karyawan 77 orang dengan sebuah kantor di pasar Kumbasari yang sangat representatif menjadi kantor induk. Koperasi ini juga dikelola secara transparan. Karena faktor-faktor tersebutlah, pada tahun 2003 koperasi Kumbasari dinobatkan sebagai koperasi teladan.
3.3 KREDIT
Pengertian kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.
Secara etimologi kata kredit berasal dari bahasa latin. Kredit berasal dari bahasa Yunani "Credere" yang berarti kepercayaan. Kredit tanpa kepercayaan tidak mungkin bisa terjadi.Menurut Kasmir, dalam Manajemen Perbankan (2001 : 71), menyatakan bahwa dalam dunia perdagangan, kepercayaan dapat diberikan atau diterima dalam bentuk uang, barang dan jasa. Dikatakan dapat diberikan atau berhubungan satu sama lain. Dalam dunia perdagangan pihak yang memberikan kredit disebut penjual, sedangkan pihak yang menerima kredit disebut pembeli.
Dengan demikian, pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang berkelebihan uang disebut pemberi kredit dan yang membutuhkan uang disebut penerima kredit. Bilamana terjadi pemberian kredit berarti pihak yang memerlukan uang berjanji akan mengembalikan uang tersebut dalam suatu jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang Disini terdapat tenggang waktu antara pemberi prestasi dengan penerima kembali prestasi.
Berdasarkan dari uraian singkat di atas, maka dapatlah disimpulkan arti dari kredit, yaitu merupakan suatu pemberi an prestasi oleh pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada waktu tertentu yang akan datang dengan disertai kotra prestasi yang berupa bunga.
Pengertian kredit yang lebih jelas menurut Undang-Undang Nomor 7/1992 (UU Pokok Perbankan) memberikan mengenai kredit sebagai berikut : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan - tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga hasil keuntungan imbalan atau pembagian hasil kuntungan. Sedangkan pengertian menurut Kalsan A. Tahir (2000 ; 138), kredit adalah Suatu prestasi yang diserahkan kepada saat sekarang dengan harapan pada masa yang akan datang akan menerima kontra prestasi
Muhdarsyah Sinungan (2003 : 234) memberikan pengertian sebagai berikut Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak pepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu di masa yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga.
Selanjutnya, Winardi (2002: 189) mempunyai pendapatan lain sebagaimana dijelaskan bahwa Kredit adalah sebuah perjanjian pembayaran dikemudian hari berupa uang, benda-benda atau jasa-jasa yang diterima masa sekarang.
Oleh R. Tjiptoadinugroho (1999: 126), menjelaskan bahwa Kredit adalah intisari dari arti kredit sebenarnya adalah kepercayaan, suatu unsur yang dipegang sebagai benang merah melintasi falsafah perkreditan dalam arti yang sebenarnya sebagaimana bentuk macam dari mana pula asalnya serta kepada apapun yang diberikannya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah pemberian uang atau barang kepada pihak lain yang didasarkan atas kepercayaan disertai dengan balas jasa dan jangka waktu tertentu, atau dengan kata lain bahwa kredit penyerahan prestasi di waktu yang akan datang, dan itulah yang memungkinkan timbulnya resiko terhadap kontra prestasi.
3.3.1 Resiko Pemberian Kredit
Adapun resiko yang mungkin ditimbulkan dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut :
1. Resiko moral, adalah resiko yang timbul sebagai akibat pengurusan keuangan yang kurang wajar mungkin dengan melihat kondisi moral dari orang yang menerima kredit dan adapun hubungan dengan sikap atau tingkah laku (etiket) baik dari penerima kredit sehingga dapat menimbulkan pelayanan yang kurang wajar.
2. Resiko usaha adalah resiko yang berkaitan erat dengan masalah modal, dapat terjadi karena kurangnya modal usaha sehingga dapat menimblkan usahanya kurang lancar sebagai akibat kepengurusan keuangan yang kurang wajar.
3. Resiko keuangan, adalah resiko yang timbul sebagai akibat kurang lancarnya kepengurusan keuangan sehingga dapat menimbulkan usaha tidak lancar dan bisa terjadi kegiatan usahanya mengalami kerugian.
Untuk menghindari kemungkinan adanya resiko kredit maka pemberian kredit baik secara kekeluargaan maupun di lingkungan pegawai, di mana yang sering dialami dalam penyaluran kredit tersebut di dasarkan atas perintah dari atas, halmana sangat bertentangan dengan ketentuan sehingga mengakibatkan kesalahan dalam melakukan penganalisaan. Menurut ketentuan yang telah digariskan oleh Bank Indonesia bahwa pemberian kredit tidak dilakukan atau dasar komando akan tetapi berdasarkan kebijaksanaan.
Pemberian kredit didasarkan atas keyakinan bank yang disesuaikan dengan kemampuan dan kesediaan bank yang bersangkutan. Setiap bank dalam menyetujui permohonan kredit perlu disesuaikan dengan kemampuannya oleh karena disamping tujuan untuk memperoleh keuntungan sebanyak mungkin, maka yang perlu diperhatikan adalah tingkat likuiditasnya. Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kepada nasabahnya. Karena bilamana suatu bank tidak memperhatikan hal tersebut di atas, akan mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Dalam mempertimbangkan suatu permohonan kredit ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini demi menghindari bank dari resiko keurugian yang disebabkan oleh debitur yang tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit yang diperolehnya.
3.3.2 Alat Analisis Pemberian Kredit
Muhdarsyah Sinungan (2003 : 145), mengatakan bahwa faktor-faktor yang dipergunakan dalam menganalisis pemberian kredit yaitu sering disebut dengan The 5 C's Credit analisis, yang terdiri dari :
1. Character (watak)
Bank harus menyelidiki dengan teliti riwayat calon debitur yang elah dengan mencari informasi yang lengkap mengenai calon debitur tersebut antara lain kejujurannya dalam melakukan transaksi perdagangan, keahlian yang dimiliki dalam mengendalikan usahanya.
2. Capacity (kemampuan)
Kemampuan didalam mengendalikan usahanya untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Dalam hal ini bank harus meneliti necara perusahaan dan daftar rugi laba beberapa tahun lalu. Faktor ini perlu diperhatikan demi untuk menentukan kemampuan untuk membayar kembali kredit yang akan diterima oleh debitur.
3. Capital (modal)
Dalam meneliti struktur dan sifat permohonan dari calon debitur, apakah calon debitur menggunakan modal yang cukup dalam menjalankan usahanya dan bila modal yang ditanamkan kurang, barulah bank dapat memberikan bantuan kredit sebagai tambahan modal kerja.
4. Collecteral (Jaminan)
Untuk menghadapi resiko yang mungkin timbul, maka pihak bank wajib meninta jaminan baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak yang secara yuridis dan ekonomi dapat diterima oleh bank.
5. Condition (keadaan)
Dalam mempertimbangkan permohonan kredit bank harus memperhatikan condition of economic, kondisi ekonomi daerah atau megara.
3.4 TINGKAT BUNGA
3.4.1 Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau dengan kata lain suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu (Samuelson, 1990).
Pengertian kredit investasi
Kredit investasi adalah kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi,modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.
Fasilitas Kredit Investasi
Dalam sebuah kredit investasi ini, ada fasilitas kredit investasi yang dinamakan dengan Aksep Jangka Panjang ( Term Loan ). Pinjaman aksep jangka panjang ini merupakan pemberian fasilitas kredit berjangka lebih dari 1 tahun kepada nasabah debitur, yang penarikannya dapat di lakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan perjanjian yang di tetapkan di muka. Pembayaran dapat di lakukan dengan cara angsuran bulanan atau bertahap.
Tahun
|
Kelompok Bank
| |||||
Bank Persero
|
Bank Pemerintah Daerah
|
Bank Swasta Nasional
|
Bank Asing dan Bank Campuran
|
Bank Umum
| ||
1990
|
Des
|
20,3
|
19,0
|
20,5
|
23,4
|
-
|
1991
|
Des
|
19,3
|
19,1
|
19,3
|
23,2
|
-
|
1992
|
Des
|
17,9
|
19,2
|
21,6
|
20,9
|
-
|
1993
|
Des
|
15,2
|
18,1
|
19,0
|
19,5
|
15,8
|
1994
|
Des
|
14,1
|
16,6
|
17,9
|
16,8
|
14,9
|
1995
|
Des
|
14,8
|
15,9
|
20,1
|
19,1
|
16,1
|
1996
|
Des
|
15,0
|
15,3
|
19,7
|
19,6
|
16,4
|
1997
|
Des
|
15,4
|
15,3
|
22,0
|
21,0
|
17,3
|
1998
|
Des
|
19,4
|
16,0
|
36,1
|
34,9
|
23,2
|
1999
|
Des
|
21,0
|
14,9
|
32,9
|
34,1
|
22,9
|
2000
|
Des
|
16,4
|
16,2
|
18,0
|
15,6
|
16,6
|
2001
|
Des
|
17,1
|
17,8
|
19,0
|
18,6
|
17,9
|
2002
|
Des
|
17,5
|
17,9
|
18,3
|
16,1
|
17,8
|
2003
|
Des
|
15,5
|
17,2
|
15,8
|
12,6
|
15,7
|
2004
|
Des
|
14,1
|
16,2
|
13,9
|
11,4
|
14,0
|
2005
|
Des
|
14,9
|
15,5
|
16,2
|
15,5
|
15,6
|
2006
|
Des
|
14,9
|
15,2
|
15,4
|
13,2
|
15,1
|
2007
|
Des
|
12,9
|
14,6
|
13,1
|
10,6
|
13,0
|
2008
|
Des
|
13,9
|
13,5
|
14,9
|
15,0
|
14,4
|
2009
|
Des
|
12,6
|
12,5
|
13,5
|
12,2
|
13,0
|
2010
|
Des
|
10,8
|
12,4
|
13,2
|
11,8
|
12,3
|
2011
|
Des
|
10,4
|
12,4
|
12,6
|
14,9
|
12,0
|
2012
|
Des
|
10,1
|
12,3
|
11,9
|
9,5
|
11,3
|
2013
|
Des
|
10,8
|
12,2
|
12,5
|
10,7
|
11,8
|
2014
|
Okt
|
11,5
|
12,5
|
13,1
|
10,9
|
12,4
|
Analisis : jadi tingkat bunga kredit investasi berdasarkan kelompok bank periode 1990 - 2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 23,382 median sebesar 15,82 modus sebesar 15,33 dan jangkauan sebesar 37,9 .tingkat suku bunga yang makin menurun setiap tahunnya yaitu dimulai dari tahun 1990 , sehingga kredit mulai mengalami kenaikan setiap tahunnya yang memberikan indikasi bahwa sektor rill mulai berjalan.peningkatan kredit perbankan diikuti dengan membaiknya kualitas kredit yang tercermin dari menurunnya jumlah nominal kredit bermasalah.
Pengertian kredit konsumsi
Kredit konsumsi adalah kredit untuk perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), lain-lain seperti Kredit tanpa agunan.
Fasilitas Kredit Konsumsi
fasilitas kredit dari pihak bank ke konsumen yang digunakan untuk pembelian barang berupa rumah/kendaraan yang digunakan secara langsung oleh konsumen.
Tingkat bunga kredit konsumsi
Tahun
|
Kelompok Bank
| |||||
Bank Persero
|
Bank Pemerintah Daerah
|
Bank Swasta Nasional
|
Bank Asing dan Bank Campuran
|
Bank Umum
| ||
1990
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1991
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1992
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1993
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1994
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1995
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1996
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1997
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1998
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
1999
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2000
|
Des
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2001
|
Des
|
16,4
|
17,7
|
21,6
|
32,9
|
19,9
|
2002
|
Des
|
16,8
|
17,4
|
21,7
|
34,6
|
20,2
|
2003
|
Des
|
16,0
|
16,8
|
18,8
|
34,5
|
18,7
|
2004
|
Des
|
14,6
|
15,1
|
15,9
|
32,9
|
16,6
|
2005
|
Des
|
15,2
|
14,2
|
16,1
|
32,0
|
16,8
|
2006
|
Des
|
15,3
|
14,2
|
17,2
|
25,7
|
17,6
|
2007
|
Des
|
14,0
|
13,8
|
14,7
|
36,2
|
16,1
|
2008
|
Des
|
13,8
|
14,1
|
15,9
|
35,3
|
16,4
|
2009
|
Des
|
13,9
|
14,2
|
16,2
|
35,6
|
16,4
|
2010
|
Des
|
13,1
|
14,1
|
14,1
|
31,7
|
14,5
|
2011
|
Des
|
12,9
|
13,9
|
13,6
|
30,7
|
14,2
|
2012
|
Des
|
12,3
|
13,8
|
13,0
|
30,9
|
13,6
|
2013
|
Des
|
11,9
|
13,3
|
12,9
|
27,4
|
11,8
|
2014
|
Okt
|
12,3
|
13,3
|
13,3
|
27,6
|
13,4
|
Analisis : jadi tingkat bunga kredit konsumsi berdasarkan kelompok bank periode 1990 - 2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 17,142 median sebesar 11,53 modus sebesar 21,37 dan jangkauan sebesar 37,9 .
3.4.4 SBI ( Sertifikat Bank Indonesia )
Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.
Metode perhitungan
Dalam penelitian, tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah dalam periode bulanan. Oleh karena itu, data tingkat suku bunga SBI yang diperoleh dalam periode harian akan diubah menjadi periode bulanan dengan rumus sebagai berikut:
“
|
Rata-rata tingkat suku bunga SBI = Jumlah tingkat suku bunga periode harian selama 1 bulan dibagi dengan jumlah periode waktu selama 1 bulan.
|
”
|
Catatan: Bank Indonesia (BI) telah menghentikan penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor kurang dari 9 bulan, per Februari 2011
Tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia ( SBI )
Tanggal Lelang
|
Tenor
| |||
1 Bulan (%)
|
3 Bulan (%)
|
6 Bulan (%)
|
9 Bulan (%)
| |
01 Jan 1990
| ||||
01 Feb 1990
| ||||
01 Mar 1990
| ||||
01 Apr 1990
| ||||
01 Mei 1990
| ||||
01 Juni 1990
| ||||
01 Juli 1990
| ||||
01 Agu 1990
| ||||
01 Sept 1990
| ||||
01 Okt 1990
| ||||
01 Nov 1990
| ||||
01 Des 1990
| ||||
01 Jan 1991
| ||||
01 Feb 1991
| ||||
01 Mar 1991
| ||||
01 Apr 1991
| ||||
01 Mei 1991
| ||||
01 Juni 1991
| ||||
01 Juli 1991
| ||||
01 Agst 1991
| ||||
01 Sept 1991
| ||||
01 Okt 1991
| ||||
01 Nov 1991
| ||||
01 Des 1991
| ||||
01 Jan 1992
| ||||
01 Feb 1992
| ||||
01 Mar 1992
| ||||
01 Apr 1992
| ||||
01 Mei 1992
| ||||
01 Jun 1992
| ||||
01 Jul 1992
| ||||
01 Ags 1992
| ||||
01 Sept 1992
| ||||
01 Okt 1992
| ||||
01 Nov 1992
| ||||
01 Des 1992
|
13.50
|
13.75
|
14.00
| |
01 Jan 1993
| ||||
01 Feb 1993
| ||||
01 Mar 1993
| ||||
01 Apr 1993
|
12.75
|
12.50
|
13.05
| |
01 Mei 1993
|
11.83
|
12.04
|
12.45
| |
01 Jun 1993
|
10.74
|
10.50
|
11.00
| |
01 Jul 1993
|
8.75
|
9.44
| ||
01 Ags 1993
|
7.45
|
8.19
|
9.16
| |
01 Sept 1993
|
9.11
|
9.55
|
10.29
| |
01 Okt 1993
|
9.69
|
11.06
|
11.36
| |
01 Nov 1993
|
9.52
|
10.09
|
10.43
| |
01 Des 1993
|
8.83
|
9.30
|
9.59
| |
01 Jan 1994
|
8.83
|
9.30
|
9.59
| |
01 Feb 1994
|
8.21
|
9.78
|
9.92
| |
01 Mar 1994
|
8.45
|
10.51
| ||
01 Apr 1994
|
8.72
|
10.64
|
11.33
| |
01 Mei 1994
|
9.66
|
11.28
| ||
01 Jun 1994
|
9.94
|
11.61
|
12.00
| |
01 Jul 1994
|
10.69
|
12.25
| ||
01 Ags 1994
|
10.87
|
12.63
|
12.50
| |
01 Sept 1994
|
11.55
| |||
01 Okt 1994
|
11.99
|
12.49
| ||
01 Nov 1994
|
12.17
|
12.70
|
13.00
| |
01 Des 1994
|
12.44
| |||
01 Jan 1995
|
13.05
|
13.75
|
13.50
| |
01 Feb 1995
|
13.66
|
14.00
| ||
01 Mar 1995
| ||||
01 Apr 1995
| ||||
01 Mei 1995
| ||||
01 Jun 1995
| ||||
01 Jul 1995
| ||||
01 Ags 1995
| ||||
01 Sept 1995
| ||||
01 Okt 1995
| ||||
01 Nov 1995
| ||||
01 Des 1995
| ||||
01 Jan 1996
| ||||
01 Feb 1996
| ||||
01 Mar 1996
| ||||
01 Apr 1996
| ||||
01 Mei 1996
| ||||
01 Jun 1996
| ||||
01 Jul 1996
| ||||
01 Ags 1996
| ||||
01 Sept 1996
| ||||
01 Okt 1996
| ||||
01 Nov 1996
| ||||
01 Des 1996
|
12.50
|
13.75
| ||
01 Jan 1997
| ||||
01 Feb 1997
| ||||
01 Mar 1997
| ||||
01 Apr 1997
| ||||
01 Mei 1997
| ||||
01 Jun 1997
| ||||
01 Jul 1997
| ||||
01 Ags 1997
| ||||
01 Sept 1997
| ||||
01 Okt 1997
| ||||
01 Nov 1997
| ||||
01 Des 1997
|
20.00
|
11.25
| ||
01 Jan 1998
|
20.00
|
11.25
| ||
01 Feb 1998
|
22.00
|
11.25
| ||
01 Mar 1998
|
45.00
|
11.25
| ||
01 Apr 1998
|
50.00
|
11.25
| ||
01 Mei 1998
|
58.00
|
44.00
| ||
01 Jun 1998
|
58.00
|
44.00
| ||
01 Jul 1998
|
65.16
|
44.00
| ||
01 Ags 1998
|
70.44
| |||
01 Sept 1998
|
64.74
| |||
01 Okt 1998
|
56.18
|
58.71
| ||
01 Nov 1998
|
46.62
|
50.49
| ||
01 Des 1998
|
35.52
|
37.93
| ||
01 Jan 1999
|
36.53
|
36.16
| ||
01 Feb 1999
|
37.32
|
37.26
| ||
01 Mar 1999
|
37.42
|
37.83
| ||
01 Apr 1999
|
33.21
|
37.83
| ||
01 Mei 1999
|
26.12
|
29.82
| ||
01 Jun 1999
|
18.84
|
23.33
| ||
01 Jul 1999
|
13.80
|
15.66
| ||
01 Ags 1999
|
13.06
|
13.13
| ||
01 Sept 1999
|
13.00
|
13.06
| ||
01 Okt 1999
|
13.06
|
13.09
| ||
01 Nov 1999
|
12.95
|
13.05
| ||
01 Des 1999
|
11.93
|
12.64
| ||
01 Jan 2000
|
11.16
|
11.41
| ||
01 Feb 2000
|
11.02
|
11.02
| ||
01 Mar 2000
|
10.91
|
10.98
| ||
01 Apr 2000
|
10.88
|
10.93
| ||
01 Mei 2000
|
11.07
|
10.91
| ||
01 Jun 2000
|
12.33
|
11.09
| ||
01 Jul 2000
|
13.53
|
13.04
| ||
01 Ags 2000
|
13.56
|
13.29
| ||
01 Sept 2000
|
13.62
|
13.32
| ||
01 Okt 2000
|
13.74
|
13.56
| ||
01 Nov 2000
|
14.15
|
13.83
| ||
01 Des 2000
|
14.53
|
14.31
| ||
01 Jan 2001
|
14.74
|
14.79
| ||
01 Feb 2001
|
14.79
|
14.84
| ||
01 Mar 2001
|
15.58
|
14.94
| ||
01 Apr 2001
|
16.09
|
15.79
| ||
01 Mei 2001
|
16.33
|
15.79
| ||
01 Jun 2001
|
16.65
|
16.28
| ||
01 Jul 2001
|
17.17
|
17.03
| ||
01 Ags 2001
|
17.67
|
17.03
| ||
01 Sept 2001
|
17.57
|
17.56
| ||
01 Okt 2001
|
17.58
|
17.61
| ||
01 Nov 2001
|
17.60
|
17.62
| ||
01 Des 2001
|
17.62
|
17.63
| ||
01 Jan 2002
|
16.93
|
17.43
| ||
01 Feb 2002
|
16.86
|
17.01
| ||
01 Mar 2002
|
16.76
|
16.89
| ||
01 Apr 2002
|
16.61
|
16.74
| ||
01 Mei 2002
|
15.51
|
16.29
| ||
01 Jun 2002
|
15.11
|
15.18
| ||
01 Jul 2002
|
14.93
|
15.00
| ||
01 Ags 2002
|
14.35
|
14.93
| ||
01 Sept 2002
|
13.22
|
14.11
| ||
01 Okt 2002
|
13.10
|
13.12
| ||
01 Nov 2002
|
13.06
|
13.12
| ||
01 Des 2002
|
12.93
|
13.12
| ||
01 Jan 2003
|
12.69
|
12.94
| ||
01 Feb 2003
|
12.24
|
12.69
| ||
01 Mar 2003
|
11.40
|
11.97
| ||
01 Apr 2003
|
11.06
|
11.29
| ||
01 Mei 2003
|
10.44
|
10.88
| ||
01 Jun 2003
|
9.53
|
10.18
| ||
01 Jul 2003
|
9.10
|
9.18
| ||
01 Ags 2003
|
8.91
|
9.06
| ||
01 Sept 2003
|
8.66
|
8.75
| ||
01 Okt 2003
|
8.48
|
8.43
| ||
01 Nov 2003
|
8.49
|
8.38
| ||
01 Des 2003
|
8.31
|
8.34
| ||
01 Des 2004
|
7.43
| |||
01 Des 2005
|
12.75
| |||
01 Des 2006
|
9.75
| |||
01 Des 2007
|
8.00
| |||
04 Jun 2008
|
8.35
|
8.53052
| ||
11 Jun 2008
|
8.59
|
9.12644
|
9.63
| |
18 Jun 2008
|
8.69
|
9.15335
|
9.75
| |
25 Jun 2008
|
8.73
|
9.20036
|
9.73
| |
02 Jul 2008
|
8.77
|
9.40937
|
9.76
| |
09 Jul 2008
|
8.96
|
9.47545
|
9.87
| |
16 Jul 2008
|
8.97624
|
9.52964
|
10.04
| |
23 Jul 2008
|
9.21
|
9.715
|
10.22
| |
29 Jul 2008
|
9.23
|
9.74983
|
10.25
| |
06 Aug 2008
|
9.24
|
9.71717
|
10.19
| |
13 Aug 2008
|
9.27
|
9.75
|
10.25
| |
20 Aug 2008
|
9.27
|
9.73954
|
10.25
| |
27 Aug 2008
|
9.28
|
9.74039
|
10.25
| |
04 Sep 2008
|
9.36
|
9.77631
|
10.26
| |
10 Sep 2008
|
9.48
|
9.85471
|
10.31
| |
17 Sep 2008
|
9.57
|
9.82586
| ||
24 Sep 2008
|
9.71
|
9.90697
|
10.4
| |
08 Oct 2008
|
10.01
|
10.33971
| ||
15 Oct 2008
|
10.39
|
10.94327
| ||
22 Oct 2008
|
10.66
|
11
| ||
27 Oct 2008
|
10.76
|
11.5
| ||
29 Oct 2008
|
10.98
|
11.16329
| ||
06 Nov 2008
|
11.14
|
11.49973
|
12.25
| |
12 Nov 2008
|
11.22
|
11.49991
|
12.25
| |
19 Nov 2008
|
11.25
|
11.5
|
12.25
| |
26 Nov 2008
|
11.24
|
11.5
|
12.25
| |
04 Dec 2008
|
10.99
|
11.24904
|
11.98
| |
05 Dec 2008
|
10.99
|
11.24983
|
12
| |
10 Dec 2008
|
10.98
|
11.25
|
12
| |
17 Dec 2008
|
10.98
|
11.24158
|
11.95
| |
24 Dec 2008
|
10.85
|
11.08
|
11.8
| |
31 Dec 2008
|
10.83
|
11.08474
|
11.82
| |
07 Jan 2009
|
10.33
|
10.60948
|
11.3
| |
08 Jan 2009
|
10.3
|
10.56546
|
11.28
| |
14 Jan 2009
|
10.23
|
10.48523
|
11.14
| |
21 Jan 2009
|
9.96
|
10.20147
|
11
| |
22 Jan 2009
|
9.77
|
10.09444
|
10.82
| |
28 Jan 2009
|
9.5
|
9.9296
|
10.52
| |
04 Feb 2009
|
8.91
|
9.43697
|
9.95
| |
11 Feb 2009
|
8.77
|
9.28888
|
9.8
| |
18 Feb 2009
|
8.71
|
9.20327
|
9.71
| |
25 Feb 2009
|
8.74
|
9.25217
|
9.74
| |
04 Mar 2009
|
8.29
|
8.85546
|
9.34
| |
11 Mar 2009
|
8.37
|
8.82201
|
9.33
| |
18 Mar 2009
|
8.31
|
8.739
|
9.29
| |
25 Mar 2009
|
8.21
|
8.60977
|
9.16
| |
01 Apr 2009
|
8.11
|
8.55534
|
9.06
| |
08 Apr 2009
|
7.87
|
8.31588
|
8.83
| |
15 Apr 2009
|
7.72
|
8.1676
|
8.63
| |
22 Apr 2009
|
7.64
|
8.05414
|
8.47
| |
29 Apr 2009
|
7.59
|
7.94628
|
8.32
| |
06 May 2009
|
7.34
|
7.69542
|
8.01
| |
13 May 2009
|
7.29
|
7.57747
|
7.89
| |
20 May 2009
|
7.26
|
7.47731
|
7.78
| |
27 May 2009
|
7.25
|
7.38687
|
7.59
| |
03 Jun 2009
|
7
|
7.10906
|
7.3
| |
10 Jun 2009
|
6.96
|
7.07074
|
7.24
| |
17 Jun 2009
|
6.98
|
7.07378
|
7.22
| |
24 Jun 2009
|
6.95
|
7.04875
|
7.18
| |
01 Jul 2009
|
6.88
|
7.0136
|
7.11
| |
09 Jul 2009
|
6.76
|
6.87797
|
6.95
| |
15 Jul 2009
|
6.76
|
6.80863
|
6.94
| |
22 Jul 2009
|
6.73
|
6.80576
|
6.9
| |
29 Jul 2009
|
6.71
|
6.79276
|
6.9
| |
05 Aug 2009
|
6.59
|
6.6721
|
6.77
| |
12 Aug 2009
|
6.59
|
6.67474
|
6.76
| |
19 Aug 2009
|
6.59686
|
6.65243
|
6.76442
| |
26 Aug 2009
|
6.57698
|
6.63228
|
6.71867
| |
03 Sep 2009
|
6.56095
|
6.62745
|
6.7
| |
09 Sep 2009
|
6.54559
|
6.60661
|
6.7
| |
16 Sep 2009
|
6.50765
|
6.57995
|
6.695
| |
24 Sep 2009
|
6.47604
|
6.56769
|
6.67675
| |
30 Sep 2009
|
6.48204
|
6.55245
|
6.67258
| |
07 Oct 2009
|
6.46761
|
6.59599
|
6.69918
| |
14 Oct 2009
|
6.46936
|
6.59719
|
6.7
| |
21 Oct 2009
|
6.47538
|
6.59216
|
6.68087
| |
28 Oct 2009
|
6.48879
|
6.59732
|
6.69902
| |
04 Nov 2009
|
6.48109
|
6.59629
|
6.6935
| |
11 Nov 2009
|
6.47706
|
6.59332
|
6.64738
| |
18 Nov 2009
|
6.47613
|
6.59079
|
6.69412
| |
25 Nov 2009
|
6.47059
|
6.59111
|
6.6909
| |
03 Dec 2009
|
6.46079
|
6.58754
|
6.69141
| |
09 Dec 2009
|
6.46166
|
6.59372
|
6.69762
| |
16 Dec 2009
|
6.46416
|
6.56695
|
6.65
| |
23 Dec 2009
|
6.46318
|
6.58349
|
6.61619
| |
30 Dec 2009
|
6.45885
|
6.58819
| ||
06 Jan 2010
|
6.45311
|
6.58728
|
6.61762
| |
13 Jan 2010
|
6.45819
|
6.59497
|
6.69892
| |
20 Jan 2010
|
6.45259
|
6.59349
|
6.69255
| |
27 Jan 2010
|
6.44788
|
6.59662
|
6.7
| |
04 Feb 2010
|
6.43688
|
6.59641
|
6.69816
| |
10 Feb 2010
|
6.4305
|
6.59391
|
6.68555
| |
17 Feb 2010
|
6.41525
|
6.59141
|
6.69383
| |
24 Feb 2010
|
6.407
|
6.59367
|
6.6926
| |
04 Mar 2010
|
6.39696
|
6.59541
|
6.6991
| |
10 Mar 2010
|
6.34657
|
6.56825
|
6.61984
| |
17 Mar 2010
|
6.35218
|
6.52418
|
6.62483
| |
24 Mar 2010
|
6.32334
|
6.55365
|
6.67822
| |
31 Mar 2010
|
6.27162
|
6.55831
|
6.68409
| |
07 Apr 2010
|
6.21091
|
6.56308
|
6.68439
| |
14 Apr 2010
|
6.25054
|
6.55479
|
6.69262
| |
28 Apr 2010
|
6.19877
|
6.49513
|
6.67368
| |
12 May 2010
|
6.28197
|
6.51027
|
6.69083
| |
26 May 2010
|
6.30206
|
6.57796
|
6.68192
| |
09 Jun 2010
|
6.26221
|
6.59605
|
6.72082
| |
07 Jul 2010
|
6.63019
|
6.72362
| ||
11 Aug 2010
|
6.63341
|
6.72045
|
6.832
| |
08 Sep 2010
|
6.63677
|
6.72526
|
6.83792
| |
13 Oct 2010
|
6.36967
|
6.73176
|
6.84237
| |
10 Nov 2010
|
6.42326
|
6.7
| ||
08 Dec 2010
|
6.26221
|
6.60167
| ||
12 Jan 2011
|
6.08058
|
6.49936
| ||
09 Feb 2011
|
6.70542
| |||
09 Mar 2011
|
6.71887
| |||
14 Apr 2011
|
7.18
| |||
12 May 2011
|
7.36011
| |||
09 Jun 2011
|
7.36317
| |||
01 Jul 2011
|
7.28
| |||
01 Ags 2011
|
6.78
| |||
01 Sept 2011
|
6.28
| |||
01 Okt 2011
|
5.77
| |||
01 Nov 2011
|
5.22
| |||
01 Des 2011
|
5.04
| |||
01 Jan 2012
|
4.88
| |||
01 Feb 2012
|
3.82
| |||
01 Mar 2012
|
3.83
| |||
01 Apr 2012
|
3.93
| |||
01 Mei 2012
|
4.24
| |||
01 Jun 2012
|
4.32
| |||
01 Jul 2012
|
4.46
| |||
01 Ags 2012
|
4.54
| |||
01 Sept 2012
|
4.67
| |||
01 Okt 2012
|
4.75
| |||
01 Nov 2012
|
4.77
| |||
01 Des 2012
|
4.80
| |||
01 Jan 2013
|
4.84
| |||
01 Feb 2013
|
4.86
| |||
01 Mar 2013
|
4.87
| |||
01 Apr 2013
|
4.89
| |||
01 Mei 2013
|
5.02
| |||
01 Jun 2013
|
5.28
| |||
01 Jul 2013
|
5.52
| |||
01 Ags 2013
|
5.86
| |||
01 Sept 2013
|
6.96
| |||
01 Okt 2013
|
6.97
| |||
01 Nov 2013
|
7.22
| |||
01 Des 2013
|
7.22
| |||
01 Jan 2014
|
7.23
| |||
01 Feb 2014
|
7.17
| |||
01 Mar 2014
|
7.13
| |||
01 Apr 2014
|
7.14
| |||
01 Mei 2014
|
7.15
| |||
01 Jun 2014
|
7.14
| |||
01 Jul 2014
|
7.09
| |||
01 Ags 2014
|
6.97
| |||
01 Sept 2014
|
6.88
| |||
01 Okt 2014
|
6.85
| |||
01 Nov 2014
|
6.87
| |||
Analisis : jadi tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesiaberdasarkan tenor 1 – 9 bulan periode 1990 - 2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 25 % median sebesar 11,97 % modus sebesar 3,006 % dan jangkauan sebesar 61,34 %.
BAB IV
PENUTUP
Tinggi rendahnya nilai suku bunga akan berdampak pada penghimpunan dana dan penyaluran dana di dunia perbankan.kredit sebagai salah satu transmisi kebijakan moneter memiliki keterkaitan dengan penetapan suku bunga SBI. Penurunan suku bunga SBI penting dan menjadi penentu bagi penurunan bunga bank pada umumnya,terutama kredit. Penyaluran kredit memiliki dampak pengganda dalam perekonomian Indonesia. Bagi debitur, kredit investasi dan modal kerja sangat berperan dalam dunia usaha,sedangkan kredit konsumsi akan meningkatkan konsumsi masyarakat itu sendiri. dari hasil pembahasan yang kami lakukan melihat tingkat pertumbuhan suku bunga dari tahun 1990-2014 pada kredit investasi,kredit konsumsi,dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) menunjukan perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya.hal tersebut dapat terjadi dipengaruhi oleh berbagai kondisi dalam dunia perbankan.
Dalam pemberian kredit terdapat 3 jenis resiko, yaitu resiko moral,resiko usaha,dan resiko keuangan.sedangkan,untuk menganalisa pemberian kredit maka kita perlu memperhatikan faktor 5C, yaitu Capital,Character,Capacity,Collateral,dan Condition yang masing-masing faktor tersebut dapat memberikan analisa dalam pemberian kredit.salah satu cara yang dilakukan bank untuk mengurangi resiko kredit ialah mengalokasikan dananya pada instrumen lain seperti penempatan dana pada Bank Indonesia yang tentu saja memiliki tingkat resiko yang lebih rendah.
Penempatan dana pada Bank Indonesia dapat berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI juga merupakan instrumen yang paling disenangi oleh perusahaan-perusahaan lembaga keuangan karena dianggap paling aman dan memberikan cadangan likuiditas sekunder yang dapat memberikan kepastian hasil.selama periode 1990-2014,penetapan suku bunga SBI pada tenor 1 bulan terendah pada Juni 2010 yaitu 6.26221% dan tertinggi pada Ags 1998 yaitu 70.44%. pada tenor 3 bulan terendah pada Oct 2010 yaitu 6.36967% dan tertinggi pada Oct 1998 yaitu 58.71%. pada tenor 6 bulan terendah pada Jan 2011 yaitu 6.08058% dan tertinggi pada Feb 1995 yaitu 14.00%.pada tenor 9 bulan terendah pada Feb 2012 yaitu 3.82% dan tertinggi pada Jun 2011 yaitu 7.36317%. sehingga, tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesiaberdasarkan tenor 1 – 9 bulan periode 1990 - 2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 25 % median sebesar 11,97 % modus sebesar 3,006 % dan jangkauan sebesar 61,34 %.
Pada kredit investasi selama periode 1990-2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 23,382 median sebesar 15,82 modus sebesar 15,33 dan jangkauan sebesar 37,9 sedangkan pada kredit konsumsi yaitu dengan rata rata hitung sebesar 17,142 median sebesar 11,53 modus sebesar 21,37 dan jangkauan sebesar 37,9 . dengan demikian, kenaikan dan penurunan tingkat suku bunga pada kredit investasi maupun kredit konsumsi juga memiliki keterkaitan dengan suku bunga SBI.tingkat suku bunga yang tinggi, akan mengakibatkan menurunnya keinginan berinvestasi di sektor rill karena masyarakat akan cenderung memilih menyimpan atau menanamkan dananya dilembaga-lembaga keuangan (apabila tingkat bunga SBI diturunkan maka diharapkan akan menaikan jumlah investasi, sebaliknya jika tingkat suku bunga dinaikan maka akan menurunkan jumlah investasi) sedangkan peningkatan kredit konsumsi dapat memicu pertumbuhan permintaan agregat diatas output potensial yang akan berdampak pada inflasi,defisit current account serta apresiasi nilai tukar rill.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kredit_(keuangan)
http://www.bankmandiri.co.id/article/777876140140.asp?article_id=777876140140
www.bi.go.id/seki/tabel/TABEL1_26.xls tingkat bunga kredit investasi
Bank Indonesia(BI). Berbagai Terbitan.Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakarta: BI.
http://www.academia.edu/3745839/Analisis_Penetapan_Suku_Bunga_SBI_Terhadap_Penyaluran_Kredit_Serta_Implikasinya_Terhadap_output_Nasional
Komentar
Posting Komentar