KUNCI & KISAH SUKSES KOPERASI TINGKAT BUNGA PADA KREDIT INVESTASI, KREDIT KONSUMSI & SBI (SERITIFIKAT BANK INDONESIA)

Tugas Kelompok : 
1.       Ani Findriyanti                (21213039)
2.       Annisa Hidayati amal      (21213136)
3.       Alinda Permatasari          (20213703)
4.       Efenni prima canceria     (22213778)
5.       Nurfita Handayani           (26213658)
6.       Retno Tri Rahmawati      (27213456)

7.       Sriningsih                        (28213630)

      KUNCI & KISAH SUKSES KOPERASI 
 TINGKAT BUNGA PADA KREDIT INVESTASI, KREDIT KONSUMSI &
SBI (SERITIFIKAT BANK INDONESIA)
BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Perbankan merupakan salah satu sektor keuangan yang menentukan stabilnya perekonomian di suatu negara. Peran perbankan sebagai lembaga intermediasi dengan menjalankan dua fungsi utamanya, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kredit sebagai salah satu penggunaan dana  bank. Sektor perbankan dalam memberikan kredit memerlukan adanya ketersediaan sumber dana, semakin banyak dana yang dimiliki oleh bank maka akan semakin besar pula dana yang dapat dipergunakan oleh perbankan untuk menjalankan fungsinya. Sehingga sektor perbankan berlomba-lomba melakukan penghimpunan dana, khususnya dana dari masyarakat untuk dapat menyalurkan kredit sebesar-besarnya.

Investasi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian. dipandang penting karena komponen ini dalam kondisi tertentu dapat menentukan kemajuan ekonomi dan suatu wilayah. Sebagaimana umumnya negara berkembang, sumber utama pembiayaan investasi di Indonesia masih di dominasi oleh penyaluran kredit perbankan. Bank dalam menyalurkan kredit pada masyarakat tentunya bertujuan untuk membayar bunga simpanan masyarakat yang menanamkan dananya pada bank tersebut, disamping juga untuk mendapatkan keuntungan.

Jenis-jenis kredit dilihat dari segi kegunaan dapat dibedakan menjadi kredit modal kerja (KMK), kredit investasi, dan kredit konsumsi. Dalam kredit terdapat suku bunga atau harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya.

Tingkat suku bunga kredit mengacu kepada BI Rate. Terjadinya kenaikan tingkat suku bunga kredit dapat diakibatkan oleh adanya inflasi dalam suatu negara. Bank Indonesia akan menaikkan BI Rate apabila inflasi kedepan  diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

Sehingga dalam prakteknya kebijakan Bank Indonesia mengenai tingkat suku bunga SBI menjadi patokan dalam bank umum untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat suku bunga kredit. Ketika suku bunga SBI meningkat maka bank-bank umum akan meningkatkan suku bunga kredit untuk menyeimbangkan peningkatan suku bunga dari SBI begitu juga jika terjadi penurunan.

Besarnya tingkat bunga kredit ditentukan oleh demand dan supply dana, bila suku bunga kredit naik maka pinjaman akan turun, bila suku bunga kredit turun maka pinjaman akan naik. Penurunan suku bunga BI menurunkan suku bunga kredit sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat. Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin membaik.

2.      RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana tingkat suku bunga kredit investasi pada tahun 1990-2013 ?
b.      Bagaimana tingkat suku bunga kredit konsumsi pada tahun 1990-2013 ?
c.       Bagaimana tingkat suku bunga SBI pada tahun 1990-2013 ?

3.      TUJUAN PENULISAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah agar dapat mengetahui tingkat suku bunga kredit investasi, tingkat suku bunga kredit konsumsi dan tingkat suku bunga SBI sejak tahun 1990-2013 di Indonesia.

4.      METODOLOGI PENULISAN
Penulisan makalah ini dilakukan dengan menggunakan studi pustaka dengan data sekunder sebagai bahan dasar dan acuan. Studi dokumen atau kepustakaan ini penting dilakukan untuk merumuskan kerangka teori dan konsep. Studi pustaka ini dilakukan dengan cara membaca dan mencermati Jurnal-jurnal yang berkaitan dengan permasalahan dan  mempelajari literatur-literatur lainnya serta mengamati data-data yang kemudian berdasarkan studi pustaka tersebut selanjutnya diolah dan dirumuskan secara sistematis sesuai dengan masing-masing pokok dan materi bahasannya.

BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian Koperasi
Koperasi adalah organisasibisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomirakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Pengertian kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.

Pengertian kredit investasi
Kredit investasi adalah kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi,modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.

Pengertian kredit konsumsi
Kredit konsumsi adalah kredit untuk perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), lain-lain seperti Kredit tanpa agunan.

Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar. 
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.

Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau dengan kata lain suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu (Samuelson, 1990).
Menurut Nopirin (1992:176) fungsi tingkat bunga dalam perekonomian yaitu alokasi faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang dipakai sekarang dan di kemudian hari.
Menurut Edward dan Khan (1985) ada dua jenis faktor yang menentukan nilai suku bunga, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar (JUB), dan inflasi yang diduga. Sedangkan faktor eksternal merupakan suku bunga luar negeri dan tingkat perubahan nilai tukar valuta asing.
Menurut Laksmono (2001), nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses pasar keuangan domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar yang kurang fleksibel. Selain suku bunga internasional, tingkat diskonto SBI juga merupakan faktor penting dalam penentuan suku bunga di Indonesia. Peningkatan diskonto SBI segera direspon oleh suku bunga PUAB (Pasar Uang Antar Bank), sedangkan respon suku bunga deposito baru muncul setelah 7–8 bulan. Faktor lain yang turut berpengaruh dalam penentuan suku bunga di Indonesia adalah kondisi likuiditas yang berdampak pada suku bunga PUAB dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang akan mendorong arus modal masuk sehingga pengaruhnya terhadap suku bunga deposito dan suku bunga kredit lebih kecil.

BAB III
PEMBAHASAN
Didalam makalah ini kelompok kami akan membahas tentang kunci sukses usaha dan tingkat bunga kredit investasi , kredit konsumsi dan sbi ( sertifikat bank indonesia ) , sebelum kita keintinya kita harus mengetahui dasar dasarnya dulu seperti pengertian kredit ,jenis kredit dan pengertian sbi ( sertifikat bank indonesia ) bersama metode perhitunganya . untuk mempermudah membuat makalah ini kami melakukan pengumpulan data pada objek beberapa bank yang memberikan kredit .
3.1 Kunci Sukses Koperasi
Berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai koperasi di Indonesia yang sukses, Jangkung Handoyo Mulyo (2007) mengidentifikasi beberapa factor kunci sukses dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan koperasi. Faktor–faktor tersebut adalah :
1.      Pemahaman pengurus dan anggota terhadap jati diri koperasi, yang dicitrakan oleh pengetahuan mereka terhadap ‘tiga serangkai koperasi’ yang meliputi pengertian koperasi (definition of co-operative), nilai-nilai koperasi (values of cooperative) dan prinsip-prinsip gerakan koperasi (principles of co-operative). Setelah dipahami, selanjutnya diimplementasikan dalam setiap aktivitas koperasi.
2.       Kemampuan Pengurus untuk mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggota. Melalui penjaringan aspirasi anggota akan dapat diketahui berbagai kebutuhan yang diinginkan anggota, sehingga akan dapat diidentifikasi kebutuhan kolektif para anggota.
3.      Adanya kesungguhan Pengurus dan pengelola dalam mengelola koperasi. Untuk itu pengurus dan pengelola perlu kerja keras, ulet, inovatif, pantang menyerah, jujur dan transparan. Agar koperasi berhasil, diperlukan figur pengurus yang memang benar-benar dapat mengemban amanah anggota.
4.      Kegiatan usaha koperasi harus bersinergi dengan usaha anggota, sehingga koperasi akan mampu memfasilitasi dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya apa yang diperlukan anggota.
5.      Biaya transaksi antara koperasi dengan anggota lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya transaksi antara anggota terhadap badan usaha non koperasi.

3.2 Kisah Sukses Koperasi Kumbasari


Koperasi Pasar Kumbasari-Badung berhasil bebaskan pedagang dari jeratan rentenir banyak cerita sukses tentang koperasi di Bali. Salah satunya adalah Koperasi Pasar Kumbasari-Badung dengan bidang usaha simpan pinjam. Koperasi yang berdiri sejak 1981 ini, semula hanya dirintis oleh 28 orang, sekarang sudah mencapai 6.221 orang. Anggotanya terdiri pedagang, tidak hanya berasal dari pasar Kumbasari dan Badung, tetapi juga beberapa pasar lain di Bali.

Ide mendirikan koperasi pasar ini tidak sia-sia, terutama misi membebaskan para pedagang dari jerat rentenir. Ketika itu para pedagang banyak kesulitan modal, bahkan untuk membayar retribusi pasar saja tidak mampu. Pedagang terpaksa mengandalkan rentenir karena mudah mendapatkan pinjaman meski harus membayar bunga 50 persen. Alhasil pedagang, terutama pedagang kecil tidak mampu berkembang.Dengan modal Rp 140.000 ditambah bantuan kepala pasar Rp 200.000 dan pengurus Rp 60.000, koperasi Kumbasari-Badung pun berdiri. Kumbasari dan Badung adalah dua pasar terbesar di Bali.
Dalam tempo satu tahun, eksistensi koperasi ini terbukti. Koperasi ini bisa menoreh prestasi sebagai koperasi terbaik II tingkat II Badung pada 1982. Bahkan setiap tahun koperasi ini tidak ketinggalan mengukir prestasi hingga tingkat nasional. Dua tahun berturut-turut, 1993 dan 1994 sebagai juara teladan utama tingkat nasional.
Kendati demikian, pendirian koperasi Kumbasari tidaklah mudah. Mulai dari ketidaksukaan rentenir hingga ketidakpercayaan pedagang besar, menghadang para pendirinya. Namun karena tekad besar dan adanya dukungan dari kepala pasar, koperasi akhirnya berdiri. Para pengurus rela mendatangi pedagang secara khusus, terutama pedagang kecil, untuk menjadi anggota. Agar tidak memberatkan pedagang, simpanan pokok Rp 5.000/anggota pun diberi kesempatan mencicil lima kali. Kepercayaan dari pedagang kecil menjadi semangat bagi pengurus untuk mengembangkan koperasi ini, karena itulah Koperasi ini terus berkembang cepat. Penyaluran kredit berjalan lancar dan menunjukkan peningkatan. Terbukti, pada 2001, volume usaha simpan pinjam pada 2001 sebesar Rp 12,5 miliar kemudian naik menjadi Rp 14,6 miliar dan tahun 2003 melonjak menjadi Rp 15,6 miliar. Tabungan juga meningkat 17,8 persen dari tahun 2002 sebesar Rp 11,8 miliar menjadi Rp 14 miliar pada 2003. Sedangkan jumlah kekayaan naik 20 persen dari Rp 14,6 miliar tahun 2002 menjadi Rp 17,5 miliar tahun 2003.
Berbagai strategi untuk mengembangkan koperasi Kumbasari dilakukan pengurus. Untuk meningkatkan arus kredit misalnya, pengurus langsung mendatangi pedagang guna menawarkan pinjaman. Penagihan juga dilakukan para pengurus dengan mendatangi pedagang setiap hari.Karena mereka pedagang maka cara penagihan seperti itu akan memudahkan mereka untuk membayar pinjamannya,Selain itu, strategi yang tergolong unik tapi menggiurkan adalah memberi hadiah kepada penabung terbesar, layaknya bank. Tujuannya adalah untuk meningkatkan partisipasi anggota. Hadiahnya, kepada 10 penabung terbesar motor, TV dan kulkas dan lengkap dengan hadiah undian. Tidak hanya itu, setiap tahun anggota mendapat 1 potong kebaya. Agaknya, strategi itu mencatat sukses. Tidak sedikit anggota memindahkan tabungannya dari bank ke koperasi.
Faktor lain yang menjadi kesuksesan sebuah koperasi Kumbasari adalah terletak pada pengelolaan managemen. Pengelolaan koperasi ini ditangani dua manager, yaitu manager utama dan manager. Jumlah karyawan 77 orang dengan sebuah kantor di pasar Kumbasari yang sangat representatif menjadi kantor induk. Koperasi ini juga dikelola secara transparan. Karena faktor-faktor tersebutlah, pada tahun 2003 koperasi Kumbasari dinobatkan sebagai koperasi teladan.

3.3 KREDIT
Pengertian kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu dengan pemberian bunga. Jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.
Secara etimologi kata kredit berasal dari bahasa latin. Kredit berasal dari bahasa Yunani "Credere" yang berarti kepercayaan. Kredit tanpa kepercayaan tidak mungkin bisa terjadi.Menurut Kasmir, dalam Manajemen Perbankan (2001 : 71), menyatakan bahwa dalam dunia perdagangan, kepercayaan dapat diberikan atau diterima dalam bentuk uang, barang dan jasa. Dikatakan dapat diberikan atau berhubungan satu sama lain. Dalam dunia perdagangan pihak yang memberikan kredit disebut penjual, sedangkan pihak yang menerima kredit disebut pembeli.
Dengan demikian, pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang berkelebihan uang disebut pemberi kredit dan yang membutuhkan uang disebut penerima kredit. Bilamana terjadi pemberian kredit berarti pihak yang memerlukan  uang  berjanji akan mengembalikan uang tersebut dalam suatu jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang Disini terdapat tenggang waktu antara pemberi prestasi dengan penerima kembali prestasi.
Berdasarkan dari uraian singkat di atas, maka dapatlah disimpulkan arti dari kredit, yaitu merupakan suatu pemberi an prestasi oleh pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada waktu tertentu yang akan datang dengan disertai kotra prestasi yang berupa bunga.
      Pengertian kredit yang lebih jelas menurut Undang-Undang Nomor 7/1992 (UU Pokok Perbankan) memberikan mengenai kredit sebagai berikut : Kredit adalah penyediaan uang  atau tagihan - tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga hasil keuntungan imbalan atau pembagian hasil kuntungan. Sedangkan pengertian menurut Kalsan A. Tahir (2000 ; 138), kredit adalah Suatu prestasi yang diserahkan kepada  saat sekarang dengan harapan pada masa yang akan datang akan menerima kontra prestasi
Muhdarsyah Sinungan (2003 : 234) memberikan pengertian sebagai berikut Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak pepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu di masa yang akan datang disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga.
Selanjutnya, Winardi (2002: 189) mempunyai pendapatan lain sebagaimana dijelaskan bahwa Kredit adalah sebuah perjanjian pembayaran dikemudian hari berupa uang, benda-benda atau jasa-jasa yang diterima masa sekarang.
Oleh R. Tjiptoadinugroho (1999: 126), menjelaskan bahwa Kredit adalah intisari dari arti kredit sebenarnya adalah kepercayaan, suatu unsur yang dipegang sebagai benang merah melintasi falsafah perkreditan dalam arti yang sebenarnya sebagaimana bentuk macam dari mana pula asalnya serta kepada apapun yang diberikannya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kredit adalah pemberian uang atau barang kepada pihak lain yang didasarkan atas kepercayaan disertai dengan balas jasa dan jangka waktu tertentu, atau dengan kata lain bahwa kredit penyerahan prestasi di waktu yang akan datang, dan itulah yang memungkinkan timbulnya resiko terhadap kontra prestasi.

3.3.1 Resiko Pemberian Kredit
Adapun resiko yang mungkin ditimbulkan dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut :
1.      Resiko moral, adalah resiko yang  timbul  sebagai  akibat  pengurusan keuangan yang kurang wajar mungkin dengan   melihat kondisi moral dari orang yang menerima kredit dan adapun hubungan dengan sikap atau tingkah laku (etiket) baik dari penerima kredit sehingga dapat menimbulkan pelayanan yang kurang wajar.
2.      Resiko usaha adalah  resiko yang  berkaitan  erat  dengan masalah modal, dapat terjadi karena kurangnya modal usaha sehingga dapat menimblkan usahanya kurang lancar  sebagai akibat kepengurusan keuangan yang kurang wajar.
3.      Resiko keuangan, adalah resiko yang timbul sebagai akibat  kurang lancarnya kepengurusan keuangan sehingga dapat menimbulkan usaha tidak lancar dan bisa terjadi kegiatan usahanya mengalami kerugian.
Untuk menghindari kemungkinan adanya resiko kredit maka pemberian kredit baik secara kekeluargaan maupun di lingkungan pegawai, di mana yang sering dialami dalam penyaluran kredit tersebut di dasarkan atas perintah dari atas, halmana sangat bertentangan dengan ketentuan sehingga mengakibatkan kesalahan dalam melakukan penganalisaan. Menurut ketentuan yang telah digariskan oleh Bank Indonesia bahwa pemberian kredit tidak dilakukan atau dasar komando akan tetapi berdasarkan kebijaksanaan.
Pemberian kredit didasarkan atas keyakinan bank yang disesuaikan dengan kemampuan dan kesediaan bank yang bersangkutan. Setiap bank dalam menyetujui permohonan kredit perlu disesuaikan dengan kemampuannya oleh karena disamping tujuan untuk memperoleh keuntungan sebanyak mungkin, maka yang perlu diperhatikan adalah tingkat likuiditasnya. Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban kepada nasabahnya. Karena bilamana suatu bank tidak memperhatikan hal tersebut di atas, akan mengakibatkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut. Dalam mempertimbangkan suatu permohonan kredit ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini demi menghindari bank dari resiko keurugian yang disebabkan oleh debitur yang tidak memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit yang diperolehnya.
3.3.2 Alat Analisis Pemberian Kredit
Muhdarsyah Sinungan (2003 : 145), mengatakan bahwa faktor-faktor yang dipergunakan dalam menganalisis pemberian kredit yaitu sering disebut dengan The 5 C's Credit analisis, yang terdiri dari :
1.      Character (watak)
Bank harus menyelidiki dengan teliti riwayat calon debitur yang elah dengan mencari informasi yang lengkap mengenai calon debitur tersebut antara lain kejujurannya dalam melakukan transaksi perdagangan, keahlian yang  dimiliki dalam mengendalikan usahanya.

2.      Capacity (kemampuan)
Kemampuan didalam mengendalikan usahanya untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Dalam hal ini bank harus meneliti necara perusahaan dan daftar rugi laba beberapa tahun lalu. Faktor ini perlu diperhatikan demi untuk menentukan kemampuan untuk membayar kembali kredit yang akan diterima oleh debitur.

3.      Capital (modal)
Dalam meneliti struktur dan sifat permohonan dari calon debitur, apakah calon debitur menggunakan modal yang cukup dalam menjalankan usahanya dan bila modal yang ditanamkan kurang, barulah bank dapat memberikan bantuan kredit sebagai tambahan modal kerja.

4.      Collecteral (Jaminan) 
Untuk  menghadapi  resiko yang mungkin timbul, maka pihak bank wajib meninta jaminan baik berupa barang bergerak maupun barang tidak bergerak yang secara yuridis dan  ekonomi dapat diterima oleh bank.



5.      Condition (keadaan)
Dalam mempertimbangkan permohonan kredit bank harus memperhatikan condition of  economic,  kondisi ekonomi daerah atau megara.


3.4 TINGKAT BUNGA
3.4.1 Pengertian Suku Bunga
Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suku bunga itu merupakan balas jasa yang akan diterima kemudian atas pengorbanan yang dilakukan atau dengan kata lain suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau sebagai sewa penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu (Samuelson, 1990).

Pengertian kredit investasi
Kredit investasi adalah kredit jangka menengah/panjang yang diberikan kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam rangka rehabilitasi,modernisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru, misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik, yang pelunasannya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang dibiayai.

Fasilitas Kredit Investasi
Dalam sebuah kredit investasi ini, ada fasilitas kredit investasi yang dinamakan dengan Aksep Jangka Panjang ( Term Loan ). Pinjaman aksep jangka panjang ini merupakan pemberian fasilitas kredit berjangka lebih dari 1 tahun kepada nasabah debitur, yang penarikannya dapat di lakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan perjanjian yang di tetapkan di muka. Pembayaran dapat di lakukan dengan cara angsuran bulanan atau bertahap.
Tahun
Kelompok Bank
Bank Persero
Bank Pemerintah Daerah
Bank Swasta Nasional
Bank Asing dan Bank Campuran
Bank Umum
1990
Des
20,3
19,0
20,5
23,4
-
1991
Des
19,3
19,1
19,3
23,2
-
1992
Des
17,9
19,2
21,6
20,9
-
1993
Des
15,2
18,1
19,0
19,5
15,8
1994
Des
14,1
16,6
17,9
16,8
14,9
1995
Des
14,8
15,9
20,1
19,1
16,1
1996
Des
15,0
15,3
19,7
19,6
16,4
1997
Des
15,4
15,3
22,0
21,0
17,3
1998
Des
19,4
16,0
36,1
34,9
23,2
1999
Des
21,0
14,9
32,9
34,1
22,9
2000
Des
16,4
16,2
18,0
15,6
16,6
2001
Des
17,1
17,8
19,0
18,6
17,9
2002
Des
17,5
17,9
18,3
16,1
17,8
2003
Des
15,5
17,2
15,8
12,6
15,7
2004
Des
14,1
16,2
13,9
11,4
14,0
2005
Des
14,9
15,5
16,2
15,5
15,6
2006
Des
14,9
15,2
15,4
13,2
15,1
2007
Des
12,9
14,6
13,1
10,6
13,0
2008
Des
13,9
13,5
14,9
15,0
14,4
2009
Des
12,6
12,5
13,5
12,2
13,0
2010
Des
10,8
12,4
13,2
11,8
12,3
2011
Des
10,4
12,4
12,6
14,9
12,0
2012
Des
10,1
12,3
11,9
9,5
11,3
2013
Des
10,8
12,2
12,5
10,7
11,8
2014
Okt
11,5
12,5
13,1
10,9
12,4

Analisis : jadi tingkat bunga kredit investasi berdasarkan kelompok bank  periode 1990 - 2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 23,382 median sebesar 15,82 modus sebesar 15,33 dan jangkauan sebesar 37,9 .tingkat suku bunga yang makin menurun setiap tahunnya yaitu dimulai dari tahun 1990 , sehingga kredit mulai mengalami kenaikan setiap tahunnya yang memberikan indikasi bahwa sektor rill mulai berjalan.peningkatan kredit perbankan diikuti dengan membaiknya kualitas kredit yang tercermin dari menurunnya jumlah nominal kredit bermasalah.




Pengertian kredit konsumsi
Kredit konsumsi adalah kredit untuk perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), lain-lain seperti Kredit tanpa agunan.

Fasilitas Kredit Konsumsi
fasilitas kredit dari pihak bank ke konsumen yang digunakan untuk pembelian barang berupa rumah/kendaraan yang digunakan secara langsung oleh konsumen.
Tingkat bunga kredit konsumsi
Tahun
Kelompok Bank
Bank Persero
Bank Pemerintah Daerah
Bank Swasta Nasional
Bank Asing dan Bank Campuran
Bank Umum
1990
Des
-
-
-
-
-
1991
Des
-
-
-
-
-
1992
Des
-
-
-
-
-
1993
Des
-
-
-
-
-
1994
Des
-
-
-
-
-
1995
Des
-
-
-
-
-
1996
Des
-
-
-
-
-
1997
Des
-
-
-
-
-
1998
Des
-
-
-
-
-
1999
Des
-
-
-
-
-
2000
Des
-
-
-
-
-
2001
Des
16,4
17,7
21,6
32,9
19,9
2002
Des
16,8
17,4
21,7
34,6
20,2
2003
Des
16,0
16,8
18,8
34,5
18,7
2004
Des
14,6
15,1
15,9
32,9
16,6
2005
Des
15,2
14,2
16,1
32,0
16,8
2006
Des
15,3
14,2
17,2
25,7
17,6
2007
Des
14,0
13,8
14,7
36,2
16,1
2008
Des
13,8
14,1
15,9
35,3
16,4
2009
Des
13,9
14,2
16,2
35,6
16,4
2010
Des
13,1
14,1
14,1
31,7
14,5
2011
Des
12,9
13,9
13,6
30,7
14,2
2012
Des
12,3
13,8
13,0
30,9
13,6
2013
Des
11,9
13,3
12,9
27,4
11,8
2014
Okt
12,3
13,3
13,3
27,6
13,4

Analisis : jadi tingkat bunga kredit konsumsi berdasarkan kelompok bank  periode 1990 - 2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 17,142  median sebesar 11,53 modus sebesar 21,37  dan jangkauan sebesar 37,9 .

3.4.4 SBI  ( Sertifikat Bank Indonesia )
Pengertian Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga yaitu dikeluarkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (1-3 bulan) dengan sistem diskonto/bunga.
SBI merupakan salah satu mekanisme yang digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai Rupiah. Dengan menjual SBI, Bank Indonesia dapat menyerap kelebihan uang primer yang beredar.
Tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme "BI rate" (suku bunga BI), yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk pelelangan pada masa periode tertentu. BI rate ini kemudian yang digunakan sebagai acuan para pelaku pasar dalam mengikuti pelelangan.
Metode perhitungan
Dalam penelitian, tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah dalam periode bulanan. Oleh karena itu, data tingkat suku bunga SBI yang diperoleh dalam periode harian akan diubah menjadi periode bulanan dengan rumus sebagai berikut:
Rata-rata tingkat suku bunga SBI = Jumlah tingkat suku bunga periode harian selama 1 bulan dibagi dengan jumlah periode waktu selama 1 bulan.
Catatan: Bank Indonesia (BI) telah menghentikan penerbitan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor kurang dari 9 bulan, per Februari 2011
Tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia ( SBI )
Tanggal Lelang
Tenor
1 Bulan (%)
3 Bulan (%)
6 Bulan (%)
9 Bulan (%)
01 Jan 1990




01 Feb 1990




01 Mar 1990




01 Apr 1990




01 Mei 1990




01 Juni 1990




01 Juli 1990




01 Agu 1990




01 Sept 1990




01 Okt 1990




01 Nov 1990




01 Des 1990




01 Jan 1991




01 Feb 1991




01 Mar 1991




01 Apr 1991




01 Mei 1991




01 Juni 1991




01 Juli 1991




01 Agst 1991




01 Sept 1991




01 Okt 1991




01 Nov 1991




01 Des 1991




01 Jan 1992




01 Feb 1992




01 Mar 1992




01 Apr 1992




01 Mei 1992




01 Jun 1992




01 Jul 1992




01 Ags 1992




01 Sept 1992




01 Okt 1992




01 Nov 1992




01 Des 1992
13.50
13.75
14.00

01 Jan 1993




01 Feb 1993




01 Mar 1993




01 Apr 1993
12.75
12.50
13.05

01 Mei 1993
11.83
12.04
12.45

01 Jun 1993
10.74
10.50
11.00

01 Jul 1993
8.75
9.44


01 Ags 1993
7.45
8.19
9.16

01 Sept 1993
9.11
9.55
10.29

01 Okt 1993
9.69
11.06
11.36

01 Nov 1993
9.52
10.09
10.43

01 Des 1993
8.83
9.30
9.59

01 Jan 1994
8.83
9.30
9.59

01 Feb 1994
8.21
9.78
9.92

01 Mar 1994
8.45
10.51


01 Apr 1994
8.72
10.64
11.33

01 Mei 1994
9.66
11.28


01 Jun 1994
9.94
11.61
12.00

01 Jul 1994
10.69
12.25


01 Ags 1994
10.87
12.63
12.50

01 Sept 1994
11.55



01 Okt 1994
11.99
12.49


01 Nov 1994
12.17
12.70
13.00

01 Des 1994
12.44



01 Jan 1995
13.05
13.75
13.50

01 Feb 1995
13.66

14.00

01 Mar 1995




01 Apr 1995




01 Mei 1995




01 Jun 1995




01 Jul 1995




01 Ags 1995




01 Sept 1995




01 Okt 1995




01 Nov 1995




01 Des 1995




01 Jan 1996




01 Feb 1996




01 Mar 1996




01 Apr 1996




01 Mei 1996




01 Jun 1996




01 Jul 1996




01 Ags 1996




01 Sept 1996




01 Okt 1996




01 Nov 1996




01 Des 1996
12.50
13.75


01 Jan 1997




01 Feb 1997




01 Mar 1997




01 Apr 1997




01 Mei 1997




01 Jun 1997




01 Jul 1997




01 Ags 1997




01 Sept 1997




01 Okt 1997




01 Nov 1997




01 Des 1997
20.00
11.25


01 Jan 1998
20.00
11.25


01 Feb 1998
22.00
11.25


01 Mar 1998
45.00
11.25


01 Apr 1998
50.00
11.25


01 Mei 1998
58.00
44.00


01 Jun 1998
58.00
44.00


01 Jul 1998
65.16
44.00


01 Ags 1998
70.44



01 Sept 1998
64.74



01 Okt 1998
56.18
58.71


01 Nov 1998
46.62
50.49


01 Des 1998
35.52
37.93


01 Jan 1999
36.53
36.16


01 Feb 1999
37.32
37.26


01 Mar 1999
37.42
37.83


01 Apr 1999
33.21
37.83


01 Mei 1999
26.12
29.82


01 Jun 1999
18.84
23.33


01 Jul 1999
13.80
15.66


01 Ags 1999
13.06
13.13


01 Sept 1999
13.00
13.06


01 Okt 1999
13.06
13.09


01 Nov 1999
12.95
13.05


01 Des 1999
11.93
12.64


01 Jan 2000
11.16
11.41


01 Feb 2000
11.02
11.02


01 Mar 2000
10.91
10.98


01 Apr 2000
10.88
10.93


01 Mei 2000
11.07
10.91


01 Jun 2000
12.33
11.09


01 Jul 2000
13.53
13.04


01 Ags 2000
13.56
13.29


01 Sept 2000
13.62
13.32


01 Okt 2000
13.74
13.56


01 Nov 2000
14.15
13.83


01 Des 2000
14.53
14.31


01 Jan 2001
14.74
14.79


01 Feb 2001
14.79
14.84


01 Mar 2001
15.58
14.94


01 Apr 2001
16.09
15.79


01 Mei 2001
16.33
15.79


01 Jun 2001
16.65
16.28


01 Jul 2001
17.17
17.03


01 Ags 2001
17.67
17.03


01 Sept 2001
17.57
17.56


01 Okt 2001
17.58
17.61


01 Nov 2001
17.60
17.62


01 Des 2001
17.62
17.63


01 Jan 2002
16.93
17.43


01 Feb 2002
16.86
17.01


01 Mar 2002
16.76
16.89


01 Apr 2002
16.61
16.74


01 Mei 2002
15.51
16.29


01 Jun 2002
15.11
15.18


01 Jul 2002
14.93
15.00


01 Ags 2002
14.35
14.93


01 Sept 2002
13.22
14.11


01 Okt 2002
13.10
13.12


01 Nov 2002
13.06
13.12


01 Des 2002
12.93
13.12


01 Jan 2003
12.69
12.94


01 Feb 2003
12.24
12.69


01 Mar 2003
11.40
11.97


01 Apr 2003
11.06
11.29


01 Mei 2003
10.44
10.88


01 Jun 2003
9.53
10.18


01 Jul 2003
9.10
9.18


01 Ags 2003
8.91
9.06


01 Sept 2003
8.66
8.75


01 Okt 2003
8.48
8.43


01 Nov 2003
8.49
8.38


01 Des 2003
8.31
8.34


01 Des 2004
7.43



01 Des 2005
12.75



01 Des 2006
9.75



01 Des 2007
8.00



04 Jun 2008
8.35
8.53052


11 Jun 2008
8.59
9.12644
9.63

18 Jun 2008
8.69
9.15335
9.75

25 Jun 2008
8.73
9.20036
9.73

02 Jul 2008
8.77
9.40937
9.76

09 Jul 2008
8.96
9.47545
9.87

16 Jul 2008
8.97624
9.52964
10.04

23 Jul 2008
9.21
9.715
10.22

29 Jul 2008
9.23
9.74983
10.25

06 Aug 2008
9.24
9.71717
10.19

13 Aug 2008
9.27
9.75
10.25

20 Aug 2008
9.27
9.73954
10.25

27 Aug 2008
9.28
9.74039
10.25

04 Sep 2008
9.36
9.77631
10.26

10 Sep 2008
9.48
9.85471
10.31

17 Sep 2008
9.57
9.82586


24 Sep 2008
9.71
9.90697
10.4

08 Oct 2008
10.01
10.33971


15 Oct 2008
10.39
10.94327


22 Oct 2008
10.66
11


27 Oct 2008
10.76

11.5

29 Oct 2008
10.98
11.16329


06 Nov 2008
11.14
11.49973
12.25

12 Nov 2008
11.22
11.49991
12.25

19 Nov 2008
11.25
11.5
12.25

26 Nov 2008
11.24
11.5
12.25

04 Dec 2008
10.99
11.24904
11.98

05 Dec 2008
10.99
11.24983
12

10 Dec 2008
10.98
11.25
12

17 Dec 2008
10.98
11.24158
11.95

24 Dec 2008
10.85
11.08
11.8

31 Dec 2008
10.83
11.08474
11.82

07 Jan 2009
10.33
10.60948
11.3

08 Jan 2009
10.3
10.56546
11.28

14 Jan 2009
10.23
10.48523
11.14

21 Jan 2009
9.96
10.20147
11

22 Jan 2009
9.77
10.09444
10.82

28 Jan 2009
9.5
9.9296
10.52

04 Feb 2009
8.91
9.43697
9.95

11 Feb 2009
8.77
9.28888
9.8

18 Feb 2009
8.71
9.20327
9.71

25 Feb 2009
8.74
9.25217
9.74

04 Mar 2009
8.29
8.85546
9.34

11 Mar 2009
8.37
8.82201
9.33

18 Mar 2009
8.31
8.739
9.29

25 Mar 2009
8.21
8.60977
9.16

01 Apr 2009
8.11
8.55534
9.06

08 Apr 2009
7.87
8.31588
8.83

15 Apr 2009
7.72
8.1676
8.63

22 Apr 2009
7.64
8.05414
8.47

29 Apr 2009
7.59
7.94628
8.32

06 May 2009
7.34
7.69542
8.01

13 May 2009
7.29
7.57747
7.89

20 May 2009
7.26
7.47731
7.78

27 May 2009
7.25
7.38687
7.59

03 Jun 2009
7
7.10906
7.3

10 Jun 2009
6.96
7.07074
7.24

17 Jun 2009
6.98
7.07378
7.22

24 Jun 2009
6.95
7.04875
7.18

01 Jul 2009
6.88
7.0136
7.11

09 Jul 2009
6.76
6.87797
6.95

15 Jul 2009
6.76
6.80863
6.94

22 Jul 2009
6.73
6.80576
6.9

29 Jul 2009
6.71
6.79276
6.9

05 Aug 2009
6.59
6.6721
6.77

12 Aug 2009
6.59
6.67474
6.76

19 Aug 2009
6.59686
6.65243
6.76442

26 Aug 2009
6.57698
6.63228
6.71867

03 Sep 2009
6.56095
6.62745
6.7

09 Sep 2009
6.54559
6.60661
6.7

16 Sep 2009
6.50765
6.57995
6.695

24 Sep 2009
6.47604
6.56769
6.67675

30 Sep 2009
6.48204
6.55245
6.67258

07 Oct 2009
6.46761
6.59599
6.69918

14 Oct 2009
6.46936
6.59719
6.7

21 Oct 2009
6.47538
6.59216
6.68087

28 Oct 2009
6.48879
6.59732
6.69902

04 Nov 2009
6.48109
6.59629
6.6935

11 Nov 2009
6.47706
6.59332
6.64738

18 Nov 2009
6.47613
6.59079
6.69412

25 Nov 2009
6.47059
6.59111
6.6909

03 Dec 2009
6.46079
6.58754
6.69141

09 Dec 2009
6.46166
6.59372
6.69762

16 Dec 2009
6.46416
6.56695
6.65

23 Dec 2009
6.46318
6.58349
6.61619

30 Dec 2009
6.45885
6.58819


06 Jan 2010
6.45311
6.58728
6.61762

13 Jan 2010
6.45819
6.59497
6.69892

20 Jan 2010
6.45259
6.59349
6.69255

27 Jan 2010
6.44788
6.59662
6.7

04 Feb 2010
6.43688
6.59641
6.69816

10 Feb 2010
6.4305
6.59391
6.68555

17 Feb 2010
6.41525
6.59141
6.69383

24 Feb 2010
6.407
6.59367
6.6926

04 Mar 2010
6.39696
6.59541
6.6991

10 Mar 2010
6.34657
6.56825
6.61984

17 Mar 2010
6.35218
6.52418
6.62483

24 Mar 2010
6.32334
6.55365
6.67822

31 Mar 2010
6.27162
6.55831
6.68409

07 Apr 2010
6.21091
6.56308
6.68439

14 Apr 2010
6.25054
6.55479
6.69262

28 Apr 2010
6.19877
6.49513
6.67368

12 May 2010
6.28197
6.51027
6.69083

26 May 2010
6.30206
6.57796
6.68192

09 Jun 2010
6.26221
6.59605
6.72082

07 Jul 2010

6.63019
6.72362

11 Aug 2010

6.63341
6.72045
6.832
08 Sep 2010

6.63677
6.72526
6.83792
13 Oct 2010

6.36967
6.73176
6.84237
10 Nov 2010


6.42326
6.7
08 Dec 2010


6.26221
6.60167
12 Jan 2011


6.08058
6.49936
09 Feb 2011



6.70542
09 Mar 2011



6.71887
14 Apr 2011



7.18
12 May 2011



7.36011
09 Jun 2011



7.36317
01 Jul 2011



7.28
01 Ags 2011



6.78
01 Sept 2011



6.28
01 Okt 2011



5.77
01 Nov 2011



5.22
01 Des 2011



5.04
01 Jan 2012



4.88
01 Feb 2012



3.82
01 Mar 2012



3.83
01 Apr 2012



3.93
01 Mei 2012



4.24
01 Jun 2012



4.32
01 Jul 2012



4.46
01 Ags 2012



4.54
01 Sept 2012



4.67
01 Okt 2012



4.75
01 Nov 2012



4.77
01 Des 2012



4.80
01 Jan 2013



4.84
01 Feb 2013



4.86
01 Mar 2013



4.87
01 Apr 2013



4.89
01 Mei 2013



5.02
01 Jun 2013



5.28
01 Jul 2013



5.52
01 Ags 2013



5.86
01 Sept 2013



6.96
01 Okt 2013



6.97
01 Nov 2013



7.22
01 Des 2013



7.22
01 Jan 2014



7.23
01 Feb 2014



7.17
01 Mar 2014


7.13
01 Apr 2014



7.14
01 Mei 2014



7.15
01 Jun 2014



7.14
01 Jul 2014



7.09
01 Ags 2014



6.97
01 Sept 2014



6.88
01 Okt 2014



6.85
01 Nov 2014



6.87






Analisis : jadi tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesiaberdasarkan tenor 1 – 9 bulan  periode 1990 - 2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 25 % median sebesar 11,97 % modus sebesar 3,006 % dan jangkauan sebesar 61,34 %.


BAB IV
PENUTUP

Tinggi rendahnya nilai suku bunga akan berdampak pada penghimpunan dana dan penyaluran dana di dunia perbankan.kredit sebagai salah satu transmisi kebijakan moneter memiliki keterkaitan dengan penetapan suku bunga SBI. Penurunan suku bunga SBI penting dan menjadi penentu bagi penurunan bunga bank pada umumnya,terutama kredit. Penyaluran kredit memiliki dampak pengganda dalam perekonomian Indonesia. Bagi debitur, kredit investasi dan modal kerja sangat berperan dalam dunia usaha,sedangkan kredit konsumsi akan meningkatkan konsumsi masyarakat itu sendiri. dari hasil pembahasan yang kami lakukan melihat tingkat pertumbuhan suku bunga dari tahun 1990-2014 pada kredit investasi,kredit konsumsi,dan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) menunjukan perubahan yang fluktuatif setiap tahunnya.hal tersebut dapat terjadi dipengaruhi oleh berbagai kondisi dalam dunia perbankan.
Dalam pemberian kredit terdapat 3 jenis resiko, yaitu resiko moral,resiko usaha,dan resiko keuangan.sedangkan,untuk menganalisa pemberian kredit maka kita perlu memperhatikan faktor 5C, yaitu Capital,Character,Capacity,Collateral,dan Condition yang masing-masing faktor tersebut dapat memberikan analisa dalam pemberian kredit.salah satu cara yang dilakukan bank untuk mengurangi resiko kredit ialah mengalokasikan dananya pada instrumen lain seperti penempatan dana pada Bank Indonesia yang tentu saja memiliki tingkat resiko yang lebih rendah.
Penempatan dana pada Bank Indonesia dapat berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI). SBI juga merupakan instrumen yang paling disenangi oleh perusahaan-perusahaan lembaga keuangan karena dianggap paling aman dan memberikan cadangan likuiditas sekunder yang dapat memberikan kepastian hasil.selama periode 1990-2014,penetapan suku bunga SBI pada tenor 1 bulan terendah pada Juni 2010 yaitu 6.26221% dan tertinggi pada Ags 1998 yaitu 70.44%. pada tenor 3 bulan terendah pada Oct 2010 yaitu 6.36967% dan tertinggi pada Oct 1998 yaitu 58.71%. pada tenor 6 bulan terendah pada Jan 2011 yaitu 6.08058% dan tertinggi pada Feb 1995 yaitu 14.00%.pada tenor 9 bulan terendah pada Feb 2012 yaitu 3.82% dan tertinggi pada Jun 2011 yaitu 7.36317%. sehingga, tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesiaberdasarkan tenor 1 – 9 bulan  periode 1990 - 2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 25 % median sebesar 11,97 % modus sebesar 3,006 % dan jangkauan sebesar 61,34 %.


Pada kredit investasi selama periode 1990-2014 yaitu dengan rata rata hitung sebesar 23,382 median sebesar 15,82 modus sebesar 15,33 dan jangkauan sebesar 37,9 sedangkan pada kredit konsumsi yaitu dengan rata rata hitung sebesar 17,142  median sebesar 11,53 modus sebesar 21,37  dan jangkauan sebesar 37,9 . dengan demikian, kenaikan dan penurunan tingkat suku bunga pada kredit investasi maupun kredit konsumsi juga memiliki keterkaitan dengan suku bunga SBI.tingkat suku bunga yang tinggi, akan mengakibatkan menurunnya keinginan berinvestasi di sektor rill karena masyarakat akan cenderung memilih menyimpan atau menanamkan dananya dilembaga-lembaga keuangan (apabila tingkat bunga SBI diturunkan maka diharapkan akan menaikan jumlah investasi, sebaliknya jika tingkat suku bunga dinaikan maka akan menurunkan jumlah investasi) sedangkan peningkatan kredit konsumsi dapat memicu pertumbuhan permintaan agregat diatas output potensial yang akan berdampak pada inflasi,defisit current account serta apresiasi nilai tukar rill.
DAFTAR PUSTAKA 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kredit_(keuangan)
http://www.bankmandiri.co.id/article/777876140140.asp?article_id=777876140140
www.bi.go.id/seki/tabel/TABEL1_26.xls tingkat bunga kredit investasi
Bank Indonesia(BI). Berbagai Terbitan.Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. Jakarta: BI.
http://www.academia.edu/3745839/Analisis­_Penetapan_Suku_Bunga_SBI_Terhadap_Penyaluran_Kredit_Serta_Implikasinya_Terhadap_output_Nasional















Komentar

Postingan Populer